skorsepakbola.com – Mahal tapi Mandul Santiago Gimenez Belum Tunjukkan Tajinya di AC Milan. Santiago Gimenez belum menunjukkan tajinya di AC Milan, padahal ia didatangkan dengan ekspektasi besar dan harga selangit. Dalam tulisan ini, kita akan membedah penyebab performa mengecewakan striker muda asal Meksiko tersebut dan bagaimana masa depannya di San Siro bisa diselamatkan.
Santiago Gimenez dan Harapan Tinggi dari San Siro
Didatangkan dari Feyenoord dengan nilai transfer mencapai €45 juta, Santiago Gimenez dianggap sebagai investasi masa depan AC Milan. Rossoneri berharap banyak pada kemampuan finishing dan insting gol striker 23 tahun ini, yang mencetak 23 gol musim lalu di Eredivisie.
Catatan Statistik: Tak Sebanding dengan Harga Fantastis
Dalam 25 laga Serie A musim ini, Gimenez baru mencetak 4 gol — dua di antaranya dari penalti. Angka ini jelas tidak mencerminkan striker yang didatangkan untuk menjadi tulang punggung lini depan Milan. Bandingkan dengan musim terakhirnya di Belanda, performanya kini sangat merosot.
Minimnya Kontribusi dalam Permainan Tim
Selain gol, data lain juga menunjukkan betapa minimnya kontribusi Gimenez. Dengan rata-rata hanya 19 sentuhan per pertandingan dan 1,5 tembakan tiap laga, ia terlihat seperti kehilangan koneksi dengan lini tengah Milan. Tak hanya tumpul, ia pun seolah menghilang di atas lapangan.
Serie A: Liga yang Sulit untuk Pemain Muda
Adaptasi di Serie A bukan hal mudah, terlebih bagi pemain yang terbiasa bermain di liga yang lebih terbuka seperti Eredivisie. Di Belanda, Santiago menikmati ruang kosong untuk eksplorasi. Di Italia, ia harus menghadapi bek-bek berpengalaman dengan disiplin taktik yang ketat.
Perbedaan Filosofi Permainan Milan dan Feyenoord
Feyenoord bermain dengan filosofi menyerang dan kolektif. Milan di bawah Stefano Pioli lebih sering memanfaatkan serangan balik cepat, yang membutuhkan striker dengan daya tahan fisik tinggi dan kecerdikan bermain di ruang sempit. Sayangnya, Gimenez belum mampu mengimbanginya.
Harga dan Ekspektasi: Dua Beban Berat
Label harga €45 juta menjadi tekanan besar. Para suporter Milan — yang terbiasa melihat striker tajam seperti Shevchenko, Inzaghi, dan Ibrahimovic — menuntut aksi nyata. Satu gol setiap dua bulan bukanlah statistik yang bisa memuaskan publik San Siro.
Tanda-Tanda Frustasi dan Penurunan Mentalitas
Laporan dari media lokal menyebutkan Santiago mulai menunjukkan tanda frustrasi dalam latihan. Ia tampak kurang percaya diri, bahkan di sesi penyelesaian akhir. Ini bisa jadi sinyal bahwa bukan hanya soal taktik, tapi ada masalah pada mental dan adaptasi personalnya.
Persaingan di Lini Depan Semakin Ketat
Dengan Olivier Giroud kembali on fire dan Luka Jović mulai menunjukkan ketajamannya sebagai super-sub, posisi Gimenez makin terancam. Tanpa ritme bermain yang stabil, sulit baginya untuk menemukan bentuk permainan terbaik.
Rumor Peminjaman: Solusi atau Ancaman?
Berhembus kabar bahwa Milan siap meminjamkan Santiago ke klub La Liga musim depan. Opsi ini bisa menjadi solusi jangka pendek agar ia mendapatkan waktu bermain yang lebih banyak. Tapi di sisi lain, ini juga memperlihatkan betapa Milan mulai meragukan investasinya.
Masih Ada Waktu, Tapi Tak Banyak Lagi
Musim belum usai, dan masih ada beberapa pertandingan tersisa. Santiago masih bisa mencetak gol krusial dan membalikkan persepsi publik. Namun jika tak ada perubahan, label sebagai “pembelian gagal” bisa menempel kuat pada namanya.
Santiago Gimenez Belum Tunjukkan Tajinya di AC Milan
Kisah Santiago Gimenez belum menunjukkan tajinya di AC Milan adalah gambaran nyata tentang bagaimana adaptasi tak semudah membalik telapak tangan, terutama di liga sekeras Serie A. Ia butuh waktu, dukungan, dan keberanian untuk bangkit. Namun waktu itu tidak akan tersedia selamanya.
Pelajaran untuk Semua Pihak
Kisah Santiago Gimenez di AC Milan sejauh ini adalah pengingat bahwa tak semua pemain bersinar langsung begitu pindah ke liga besar. Adaptasi, dukungan sistem, dan kesabaran adalah elemen kunci dalam proses transisi pemain muda.
Bagi Milan, ini juga menjadi pelajaran bahwa investasi besar tak selalu menjamin hasil instan. Mungkin waktunya manajemen mengevaluasi pendekatan scouting mereka—apakah pemain dibeli karena potensinya, atau karena performa sesaat?
Untuk saat ini, Santiago Gimenez belum menunjukkan tajinya. Mahal, tapi masih mandul. Akankah ia segera membalikkan keadaan dan membuktikan bahwa ia layak mengenakan jersey merah-hitam legendaris itu? Kita tunggu jawabannya di sisa musim ini.