Begini Reaksi Mason Mount Melihat Fans Manchester United di Asia Tenggara

skorsepakbola – Kunjungan pramusim Manchester United ke Asia Tenggara pada tahun 2025 menjadi salah satu agenda paling dinanti fans di kawasan ini. Negara-negara seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia dibanjiri euforia menyambut kedatangan klub legendaris Inggris tersebut. Tapi ada satu momen yang mencuri perhatian dan viral di media sosial: reaksi Mason Mount melihat besarnya dukungan fans Manchester United di Asia Tenggara.

Dalam berbagai video yang beredar, terlihat berulang kali menunjukkan ekspresi kagum, takjub, bahkan terharu saat disambut oleh ribuan fans dari berbagai usia dan latar belakang. Salah satu cuplikan bahkan memperlihatkan ia menepuk dadanya dan berkata, “Unbelievable. This is real love,” saat rombongan MU tiba di Kuala Lumpur.

Mason Mount, yang baru menjalani musim keduanya bersama Manchester United, terlihat semakin menyatu dengan identitas klub. Dan pengalamannya di Asia Tenggara tampaknya memberikan kesan mendalam, tidak hanya secara profesional, tetapi juga secara emosional.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif reaksi Mason Mount terhadap fans MU di Asia Tenggara, bagaimana tur ini membentuk kembali citranya di mata publik, serta dampaknya terhadap relasi antara pemain, klub, dan basis penggemar global.

Manchester United: Klub dengan Fanbase Terbesar di Dunia

Sebelum membahas reaksi Mount, penting untuk memahami bahwa Manchester United bukan hanya klub sepak bola — tetapi fenomena global. Dengan lebih dari 1,1 miliar penggemar di seluruh dunia, MU memiliki salah satu jaringan pendukung paling luas, dan Asia Tenggara adalah kawasan yang menyumbang jumlah besar dari angka tersebut.

Sejak era Sir Alex Ferguson, klub ini membangun basis loyal melalui siaran televisi, tur pramusim, dan kerja sama komersial. Tak heran jika setiap kali United datang ke Asia, suasananya layaknya menyambut tim nasional. Bandara penuh sesak, hotel dijaga ketat, bahkan pusat kota bisa lumpuh hanya karena konvoi MU melintas.

Bagi pemain baru seperti Mason Mount, ini adalah pengalaman yang benar-benar membuka mata.

Kejutan Pertama: Suasana di Bandara Don Mueang, Bangkok

Tur dimulai di Bangkok, Thailand. Rombongan Manchester United tiba pada dini hari, dengan ekspektasi bahwa hanya beberapa fans akan menunggu. Tapi kenyataannya jauh dari itu.

Lebih dari 3000 fans memadati pintu kedatangan bandara, lengkap dengan spanduk, jersey, dan lagu-lagu chant. Ketika para pemain keluar dari pintu imigrasi, suasana berubah menjadi lautan merah. Mount, yang berdiri di barisan belakang, sempat berhenti, menatap sekeliling, dan terlihat berbisik pada Luke Shaw, “Ini seperti final Piala Dunia.”

Dalam sesi wawancara keesokan harinya mengaku tidak menyangka:

“Saya tahu MU klub besar. Tapi melihat sendiri, merasakannya langsung… sungguh gila. Saya tidak akan pernah melupakan malam itu. Orang-orang ini cinta MU bukan karena kami dekat secara geografis, tapi karena emosi yang mereka rasakan.”

Mason Mount di Kuala Lumpur: “Saya Merasa Dihargai di Sini”

Di Kuala Lumpur, Malaysia, fans menyambut dengan antusias luar biasa. Salah satu banner besar yang dibentangkan berbunyi:

“Mount, We Believe in You. You’re Our Number 7 Forever.”

Sejak bergabung dari Chelsea kerap menerima kritik dari fans Inggris karena performa yang belum maksimal. Namun di Asia Tenggara, ia disambut dengan dukungan penuh. Hal ini begitu menyentuh hatinya.

Dalam sesi tanya jawab dengan fans di Kuala Lumpur Convention Centre, Mount berkata:

“Saya tidak bisa bohong. Tahun pertama di United tidak mudah. Tapi di sini, saya merasa diterima, bahkan dihargai. Itu artinya besar bagi saya. Terima kasih Malaysia.”

Mount juga sempat turun langsung dari panggung untuk menyalami fans yang membawa jersey dengan nama dan nomornya. Salah satu fans menangis ketika Mount menandatangani baju yang telah disimpannya sejak Mount masih di Chelsea.

Indonesia: Sambutan yang Mengguncang GBK

Puncak tur terjadi saat MU menggelar latihan terbuka dan laga persahabatan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Lebih dari 70 ribu penonton hadir, bahkan ribuan fans lain menonton dari luar stadion melalui layar besar.

Saat Mason Mount muncul dalam latihan, seluruh stadion bergemuruh meneriakkan namanya. Ia tampak tersenyum malu-malu, lalu melambaikan tangan ke empat penjuru tribun.

Salah satu momen paling mengharukan terjadi saat seorang anak kecil, sekitar 10 tahun, menyanyikan lagu chant “Oh Mounty Mounty” dengan nada improvisasi yang lucu. Mount langsung tertawa, meminta panitia agar anak itu dibawa ke pinggir lapangan, lalu memberikan jersey latihannya sebagai hadiah.

Setelah sesi selesai, Mount mengunggah video singkat ke Instagram dengan caption:

“What a place. What a feeling. Terima kasih, Indonesia. 🇮🇩❤️”

Mengubah Narasi: Dari Dilema ke Favorit

Sebelum tur ini, Mount berada dalam posisi yang tidak ideal di MU. Performanya di musim pertama terhambat cedera, dan publik mulai meragukan apakah ia layak mengenakan nomor 7 — nomor keramat yang pernah dipakai Cristiano Ronaldo, David Beckham, dan Eric Cantona.

Namun interaksi langsung dengan fans Asia Tenggara mengubah banyak hal. Mount tampak lebih rileks, lebih percaya diri, dan mulai menampilkan performa positif dalam laga-laga uji coba selama tur berlangsung.

Reaksi media juga berubah. Beberapa outlet menyebut bahwa tur ini membangkitkan sisi manusia Mount yang selama ini tertutup oleh tekanan media Inggris.

Jurnalis sepak bola asal Inggris, Henry Winter, menulis:

“Kadang, pemain hanya butuh merasa dicintai untuk bisa bersinar. Mount menemukannya di Asia Tenggara, dan itu mungkin menjadi titik balik kariernya di United.”

Baca Juga :

Fans Asia Tenggara: Loyal, Emosional, dan Tidak Mudah Lupa

Apa yang membedakan fans di Asia Tenggara dari kawasan lain adalah tingkat loyalitas dan kedekatan emosional yang mereka bangun, meski tak pernah menyaksikan klub secara langsung di Liga Inggris.

Seorang fans dari Surabaya yang hadir di GBK berkata:

“Saya tahu Mount belum maksimal. Tapi saya tahu dia kerja keras. Dia datang ke sini, senyum, sapa kami. Itu cukup buat saya.”

Itulah alasan mengapa Mount begitu tersentuh. Ia tidak dinilai hanya dari gol dan assist, tetapi dari sikap, semangat, dan koneksi personalnya. Dan fans Asia memberikan itu secara tulus.

Dampak Jangka Panjang bagi Mount dan Klub

Pengalaman ini tampaknya akan memberi efek jangka panjang bagi Mount. Ia sekarang tahu bahwa di luar Inggris, masih banyak fans yang mempercayainya dan menunggu dia sukses. Ini bisa menjadi bahan bakar psikologis untuk bangkit musim depan.

Bagi Manchester United sendiri, momen ini memperkuat strategi global mereka. Fans di Asia Tenggara kini merasa “di perhatikan” dan “di sapa” langsung oleh idola mereka. Keterikatan ini bisa berdampak secara komersial maupun kultural bagi klub.

Mount juga menyadari tanggung jawabnya sebagai duta global klub, bukan hanya sebagai pemain di atas lapangan. Sejak tur berakhir, ia lebih aktif di media sosial, rutin menyapa fans, dan tak ragu mengunggah momen-momen personalnya.

Sebuah Cinta Dua Arah

Mason Mount datang ke Asia Tenggara sebagai pemain yang masih mencari tempat di hati fans Manchester United. Tapi ia pulang dengan status baru: simbol harapan, kerja keras, dan kemanusiaan.

Reaksinya yang tulus melihat sambutan luar biasa dari fans menunjukkan bahwa sepak bola lebih dari sekadar hasil. Ini tentang koneksi, rasa memiliki, dan energi yang bisa menyentuh jiwa manusia — bahkan saat mereka berasal dari dua benua berbeda.

Dan seperti yang di tulis seorang fans Indonesia di X:

“Mount, mungkin kamu belum sempurna. Tapi buat kami, kamu sudah jadi bagian dari keluarga besar United. Jangan pernah ragu, kami di belakangmu.”

Dr. Arjuna Pratama memulai karirnya sebagai penulis sejak masih di bangku kuliah. Dengan gaya penulisan yang memadukan keindahan bahasa dan kedalaman emosi, karya-karyanya selalu berhasil menyentuh hati para pembaca.