skorsepakbola, Liverpool lagi menghadapi periode tergelap mereka sejak 1953! Kekalahan telak dari PSV Eindhoven di Anfield semalam adalah puncaknya. Namun, yang paling nyesek adalah melihat bagaimana pertahanan The Reds sendiri yang justru menyulut api krisis ini.
Pertandingan dimulai dengan protes konyol dari Virgil van Dijk, disusul handball paling absurd yang mungkin pernah kita lihat. Lalu, Ibrahima Konate melakukan blunder yang membuat fans ingin mengganti saluran TV. Kondisi ini membuat posisi Arne Slot berada di ujung tanduk. Ini adalah kali pertama Liverpool menelan kekalahan ketiga beruntun dengan selisih tiga gol sejak Desember 1953!
Van Dijk: Dari Profesor Jadi “Pemain Basket” di Kotak Penalti
Di tengah semua kritik untuk rekrutan baru dan Slot sendiri, hampir tidak ada pemain Liverpool yang lebih berkontribusi terhadap ancaman pemecatan manajer mereka selain sang kapten.
Van Dijk mulai bertingkah aneh baru enam menit berjalan. Ia melompat sambil mengayunkan tangan dan menepis bola—seperti meniru logo ikonik Michael Jordan! Ia melakukan aksi ini di kotak terlarang hanya karena ia merasa menerima sentuhan kecil.
Wasit tak punya pilihan selain menunjuk titik putih. Ivan Perisic menyelesaikan penalti tersebut dan memberikan keunggulan cepat bagi PSV. Dengan aksi itu, Van Dijk kini sudah memberikan tiga penalti di semua ajang musim ini, jumlah terbanyak dibandingkan pemain Premier League mana pun.
Ironisnya, dalam catatan program resmi sebelum laga, Van Dijk sendiri menulis bahwa “semua berawal dari hal-hal mendasar” dan merinci enam prinsip non-negosiasi yang wajib ia penuhi agar Liverpool bisa bangkit. Namun, sang kapten justru melanggar hal paling mendasar dengan cara yang nyaris menggelikan. Kata-kata Van Dijk kini menohok dirinya sendiri.
Konate: Defender Kelas Dunia yang Tiba-Tiba “Lemas”
Performa Van Dijk makin disorot ketika ia tampak berat berlari mengejar Sergino Dest yang bergerak dari sisinya untuk mencetak gol keempat PSV.
Namun, kita arahkan perhatian pada Ibrahima Konate. Bek yang dikenal sebagai dinding kokoh ini mengalami penurunan performa luar biasa musim ini. Kini, ia membuat banyak pihak bingung sekaligus cemas.
Momen paling memalukan terjadi saat gol tercipta. Konate mengayunkan kaki lemas ke arah bola yang memantul, dan sama sekali meleset, sehingga memberikan jalan bagi Couhaib Driouech untuk menembus lini belakang dan mencetak gol. Cara ia mengayunkan kaki seolah-olah ia sedang memastikan masa depannya di Liverpool berakhir dengan cara paling tidak terhormat. Kabarnya, Real Madrid berpikir ulang untuk merekrutnya secara gratis pada musim panas nanti.
Sosok “Kriminal” dan Kritik Keras Steven Gerrard
Kekalahan Liverpool juga diperburuk oleh pemain yang belakangan menjadi kambing hitam krisis klub, Milos Kerkez.
Kerkez gagal menjaga area pertahanannya. Steven Gerrard mengkritik penampilannya keras di studio TNT Sports. Sang legenda melihat Guus Til bergerak santai masuk ke area yang seharusnya Kerkez jaga dan mencetak gol pembuka PSV.
“Kerkez berada di posisi yang salah hampir sepanjang pertandingan,” ujar Gerrard. “Ini benar-benar ‘kriminal’ karena dia berada di sisi yang keliru dari penyerang. Dia harus menutup area itu,” tambahnya tajam.
Taktik dan Frustrasi Slot:
Arne Slot berada dalam posisi yang sangat sulit. Ia mewarisi tim yang memiliki masalah struktural dalam pertahanan. Meskipun ia mencoba menerapkan pressing tinggi, kesalahan individu di lini belakang justru membuat taktik itu berbalik merugikan tim. Liverpool seringkali meninggalkan ruang besar di belakang, dan PSV memanfaatkan situasi ini dengan serangan balik cepat yang mematikan. Kekalahan menjadi bukti bahwa Slot belum menemukan solusi untuk memperbaiki kerapuhan pertahanan ini.
Titik Nadir yang Sulit Diterima
Liverpool kini menelan sembilan kekalahan dari 12 laga terakhir di semua kompetisi. Catatan itu adalah jumlah terburuk dalam rentang 12 pertandingan sejak November 1953 hingga Januari 1954—sebuah rekor yang sulit kita terima oleh klub sebesar Liverpool.
Catatan kelam ini sulit Arne Slot terima, berapa pun “modal kepercayaan” yang ia miliki. Kekalahan di Anfield dari PSV Eindhoven menambah kelam situasi klub saat ini. Pertanyaan besar kini adalah: Bisakah Slot bertahan saat kapten timnya sendiri seolah sedang mempercepat kepergiannya?




