skorsepakbola – Halo Madridista! Akhirnya, kalian bisa tidur nyenyak juga nih. Real Madrid sukses keluar dari “goa” tekanan setelah berhasil mencuri kemenangan di kandang Deportivo Alaves dalam lanjutan Liga Spanyol musim 2025/2026. Sebenarnya, kemenangan ini bener-bener jadi obat penawar luka buat Los Blancos yang belakangan ini lagi agak oleng performanya.
Saat main di Estadio de Mendizorroza, Senin (15/12/2025) dini hari WIB, Madrid kelihatan lebih “niat” mainnya dibanding laga sebelumnya. Meskipun nggak mendominasi total, tapi yang penting tiga poin aman, Bro! Ini kemenangan krusial banget buat balikin kepercayaan diri Jude Bellingham dan kawan-kawan.
Sementara itu, Sang Entrenador, Xabi Alonso, nggak bisa nyembunyiin rasa leganya. Pasalnya, dia ngaku kalau laga ini tuh susah banget, namun dia bangga karena anak asuhnya nunjukin karakter mental baja alias nggak lembek, persis kayak yang dia mau.
Akan tetapi, bukan La Liga namanya kalau nggak ada drama. Ternyata, laga ini ninggalin jejak kontroversi, terutama insiden yang nimpain Vinicius Junior di menit-menit akhir. Akibatnya, kejadian ini bikin kubu Madrid dan Alaves jadi baper dan punya pandangan beda.
Xabi Alonso: “Kita Main Pakai Hati, Bos!”
Xabi Alonso jujur banget bilang kalau ngalahin Alaves itu bukan perkara gampang. Walaupun Madrid emang ngegas di awal, tapi mereka sempet agak kendor di tengah jalan.
“Gila, ini pertandingan berat banget. Kita start bagus, ngegolin cepet, eh habis itu sempet ilang kendali. Tapi untungnya, anak-anak main pakai hati dan mental petarung. Kita happy banget sama hasil ini,” curhat Alonso.
Mantan gelandang elegan ini juga negasin kalau mainnya Madrid malem ini jauh lebih mendingan daripada pas dipermak Celta Vigo kemarin.
“Jelas lah, kita main lebih oke dibanding pas lawan Celta. Sebab, banyak hal positif, meski ya masih ada PR yang harus dibenerin. Oleh karena itu, kuncinya kita harus lebih konsisten, jangan angin-anginan,” tambahnya.
Trauma Celta Vigo Jadi Pelajaran
Di sisi lain, Alonso nggak nampik kalau kekalahan lawan Celta Vigo itu kayak tamparan keras. Menurutnya, laga itu ngebuka mata kalau Madrid masih punya banyak celah. Karenanya, dia berharap kemenangan lawan Alaves ini jadi titik balik alias turning point buat Los Blancos biar makin stabil ngegas di jalur juara.
“Lawan Celta kemarin itu emang bapuk banget. Kita kurang di mana-mana. Akan tetapi, hari ini beda, ada aura positif yang emang kita butuhin banget,” kata Alonso.
Drama Penalti Vini: Alonso Sindir Wasit
Selanjutnya, ini dia menu utamanya. Momen paling panas terjadi di menit ke-87 pas Vinicius Junior jatoh di kotak terlarang. Bahkan, Xabi Alonso sampe geleng-geleng kepala sama keputusan wasit.
“Itu jelas banget pelanggaran ke Vinicius, Cuy! Namun, yang bikin saya kaget, wasit bahkan nggak mau nengok VAR. Tapi ya sudahlah, kami nggak kaget. Udah biasa, nggak kaget,” ucap Alonso dengan nada sarkas.
Sebaliknya, pemain Alaves, Antonio Blanco, nyoba ngebela wasit. Menurut dia, kejadiannya cepet banget.
“Kejadiannya kilat banget. Jika wasit nggak kasih penalti, ya berarti emang nggak kena. Tapi, ya harusnya kita lihat tayangan ulang sih biar adil,” kata Blanco diplomatis.
Analisis: Kenapa Kemenangan Ini Sangat Krusial?
Kemenangan atas Alaves ini mungkin terlihat seperti “sekadar 3 poin biasa” di atas kertas. Namun, kalau kita bedah lebih dalam menggunakan data performa dan situasi taktis musim 2025/2026, ini adalah kemenangan yang menyelamatkan wajah Xabi Alonso. Mari kita bahas kenapa laga ini begitu vital.
1. Adaptasi “Xabi-Ball” Mulai Terlihat
Sejak mengambil alih kursi kepelatihan Real Madrid (menggantikan Carlo Ancelotti), Xabi Alonso membawa filosofi yang sukses besar ia terapkan di Bayer Leverkusen. Formasi yang cair, pressing tinggi, dan dominasi penguasaan bola adalah ciri khasnya. Akan tetapi, menerapkan ini di Real Madrid dengan ego pemain bintang tidaklah mudah.
Kekalahan dari Celta Vigo sebelumnya menunjukkan bahwa para pemain Madrid sempat “kaget” dengan transisi taktik ini. Berdasarkan data statistik, saat lawan Celta, Madrid kehilangan bola di area tengah sebanyak 15 kali, angka yang sangat tinggi. Beruntungnya, saat melawan Alaves, angka ini turun drastis menjadi hanya 6 kali. Ini membuktikan bahwa sistem Alonso mulai berjalan, dan para pemain mulai paham kapan harus menahan bola.
2. Vinicius Junior vs Wasit La Liga
Komentar sarkas Alonso (“Kami tidak terkejut”) mengindikasikan bahwa narasi “Real Madrid vs Wasit” masih berlanjut di musim 2025/2026. Sayangnya, data sejarah mencatat Vinicius adalah pemain yang paling sering dilanggar di 5 liga top Eropa dalam 3 tahun terakhir. Padahal, rasio pelanggaran terhadapnya yang berbuah kartu atau penalti justru menurun.
Statistik menunjukkan Vinicius rata-rata dilanggar 4-5 kali per pertandingan. Insiden di menit ke-87 melawan Alaves adalah contoh klasik di mana Vini menggunakan kecepatannya. Akibatnya, ketiadaan intervensi VAR menjadi bumbu penyedap yang memvalidasi rasa frustrasi kubu Madrid. Bagi Alonso, membela Vini di depan media adalah taktik psikologis untuk menjaga mental bintang Brasil tersebut.
3. Misi Menjaga Jarak di Klasemen
Mengingat musim 2025/2026 diprediksi menjadi salah satu yang terketat, setiap poin sangat berharga. Terutama karena Barcelona dengan generasi muda La Masia-nya makin matang, dan Atletico Madrid yang selalu alot. Sebelumnya, kekalahan dari Celta Vigo sempat membuat Madrid terlempar dari 2 besar. Oleh karena itu, kemenangan atas Alaves ini penting untuk menjaga gap poin.
Selain itu, di Mendizorroza, stadion yang terkenal dengan atmosfer intimidatifnya, Madrid mencatatkan Expected Goals (xG) sebesar 2.15. Angka ini berbanding jauh dengan Alaves yang hanya 0.8. Artinya, meski Alonso bilang sempat “kehilangan kendali”, secara kualitas peluang, Madrid jauh lebih mematikan.
4. Strategi Rotasi yang Berjalan Mulus
Terakhir, satu hal yang patut dipuji dari Alonso di laga ini adalah keberaniannya melakukan rotasi pasca kekalahan Celta. Terbukti, ia berani mencadangkan beberapa nama besar demi memasukkan pemain yang lebih “lapar” dan punya work rate tinggi untuk meladeni permainan fisik Alaves. Hasilnya, keputusan ini terbukti jitu karena lini tengah Madrid terlihat lebih bertenaga.
Kesimpulannya, kemenangan ini bukan cuma soal skor akhir. Ini adalah pernyataan bahwa Real Madrid di bawah Xabi Alonso punya kemampuan bounce back (bangkit) yang cepat. Mentalitas juara inilah yang membedakan Madrid dari tim lain. Meskipun masih ada drama wasit dan PR soal konsistensi, setidaknya “kapal” Madrid sudah kembali ke jalur yang benar. Vamos!




