Arsenal Kalah dari PSG, David Raya: Ini Baru Babak Pertama!

PSG

skorsepakbola – Dalam laga pramusim bertajuk International Champions Cup 2025 yang mempertemukan Arsenal vs Paris Saint-Germain (PSG), publik pecinta sepak bola disuguhi pertandingan intens penuh tensi, teknik, dan drama. Laga berakhir dengan kekalahan 2-1 untuk Arsenal, namun sorotan utama tak hanya tertuju pada skor semata. Kiper Arsenal, David Raya, menjadi salah satu pemain yang menyuarakan semangat tim meski kalah, dengan mengatakan bahwa ini hanyalah “babak pertama” dari perjalanan panjang mereka.

Pernyataan David Raya mengundang respons beragam. Sebagian memuji optimisme sang penjaga gawang, sementara yang lain mempertanyakan kesiapan Arsenal menghadapi lawan kelas dunia. Namun satu hal yang pasti: kekalahan ini memberikan pelajaran penting bagi Mikel Arteta dan skuadnya menjelang musim 2025/26 yang akan dimulai dalam beberapa minggu ke depan.

skorsepakbola

Hasil Tak Menggambarkan Segalanya?

Arsenal tampil cukup meyakinkan dalam 20 menit pertama laga yang berlangsung di Stadion Allegiant, Las Vegas. Kombinasi Martin Ødegaard, Bukayo Saka, dan Gabriel Martinelli berhasil menciptakan tekanan ke pertahanan PSG yang dikawal Marquinhos dan Danilo Pereira. Namun, Arsenal kesulitan menembus pertahanan kokoh yang dikomandoi oleh Gianluigi Donnarumma, yang tampil gemilang sepanjang pertandingan.

PSG bermain efektif dan mematikan. Dengan skema serangan balik cepat, mereka memanfaatkan celah di lini tengah Arsenal — yang kali ini tidak diperkuat oleh Thomas Partey — dan mencetak dua gol lewat Gonçalo Ramos dan Vitinha. Arsenal baru mampu membalas di menit ke-83 lewat penalti Ødegaard.

Meski kalah, Arsenal mencatatkan 60% penguasaan bola, 14 tembakan (7 on target), dan 83% akurasi umpan — data yang menunjukkan dominasi dalam penguasaan dan niat menyerang. Sayangnya, efektivitas masih menjadi pekerjaan rumah.

David Raya: Kami Tidak Kecil Karena Satu Kekalahan

Setelah pertandingan, David Raya menjadi pemain pertama yang berbicara kepada media. Penjaga gawang asal Spanyol itu tampil sebagai starter menggantikan Aaron Ramsdale, dan meski kebobolan dua gol, ia mencatat empat penyelamatan krusial serta menunjukkan kepemimpinan di lini belakang.

Dalam wawancaranya, Raya mengatakan:

“Ini memang hasil yang tidak kami inginkan. Tapi saya rasa kami bermain dengan intensitas dan struktur yang cukup baik. Berita bola PSG adalah tim hebat, dan ini baru babak pertama dari apa yang akan jadi musim panjang. Kami tidak akan terpuruk hanya karena satu kekalahan.”

Pernyataan ini kemudian banyak dikutip media Inggris dan Spanyol sebagai bentuk mentalitas positif dan dewasa dari pemain yang sempat diragukan di awal kedatangannya dari Brentford.

Raya menambahkan:

“Tujuan kami bukan hanya menang di pramusim, tapi untuk membangun ritme, chemistry, dan menemukan kelemahan yang harus kami perbaiki. Laga seperti ini penting untuk itu.”

Rotasi dan Eksperimen Arteta

Mikel Arteta menggunakan laga ini untuk melakukan sejumlah rotasi dan eksperimen taktik. Selain memberi kesempatan bermain kepada Raya, ia juga mencoba memasangkan Declan Rice dan Jorginho di lini tengah, serta menempatkan Trossard sebagai penyerang tengah — menggantikan posisi biasa Gabriel Jesus yang belum 100% fit.

Eksperimen ini cukup berani, namun tampak belum sepenuhnya berjalan mulus. PSG dengan cepat membaca pola permainan Arsenal, dan lini tengah mereka yang diperkuat Vitinha, Warren Zaïre-Emery, dan Fabián Ruiz berhasil memutus suplai bola ke lini depan The Gunners.

Meski begitu, Arteta tidak menyesali keputusannya:

“Kami butuh mencoba banyak hal. Inilah saatnya untuk bereksperimen. Kami belajar dari pertandingan ini dan saya senang melihat bagaimana pemain merespons tantangan. Raya, misalnya, bermain bagus, dan kami akan terus rotasi sebelum musim dimulai.”

Duel Kiper: Donnarumma vs Raya

Salah satu subplot menarik dalam laga ini adalah duel dua kiper yang sama-sama sedang mencari pijakan kuat di klubnya masing-masing. Jika Donnarumma tampil heroik dan disebut sebagai “Man of the Match”, David Raya juga menunjukkan kualitasnya — meskipun hasil akhir tidak berpihak padanya.

Mentalitas dan Kepemimpinan

Apa yang membuat komentar David Raya menarik adalah konteksnya. Arsenal telah membangun skuad dengan ambisi tinggi dalam dua musim terakhir. Mereka nyaris menjuarai Liga Inggris musim lalu sebelum akhirnya disalip oleh Manchester City. Dengan tekanan besar dari fans dan media, butuh keberanian untuk tampil percaya diri di depan publik setelah kekalahan.

Mentalitas yang ditunjukkan Raya seolah mewakili arah baru Arsenal: tidak panik, tetap fokus pada proses, dan percaya pada kualitas tim.

Martin Keown, legenda Arsenal dan pundit di BT Sport, memuji komentar Raya:

“Dia tidak mencari-cari alasan. Ia memberi pujian pada lawan, tapi juga yakin timnya akan bangkit. Itulah jenis karakter yang dibutuhkan Arsenal jika mereka ingin juara musim ini.”

Evaluasi dan Perbaikan

Kekalahan dari PSG menjadi momentum refleksi yang tepat bagi Arsenal. Beberapa hal yang bisa menjadi fokus perbaikan:

  • Transisi Defensif – Tanpa Partey, Arsenal terlihat mudah dibobol lewat serangan balik cepat. Alternatif sistem atau pemain perlu dipertimbangkan.
  • Ketajaman Lini Depan – Meski banyak peluang tercipta, penyelesaian akhir masih kurang maksimal. Saka, Martinelli, dan Trossard sering kali gagal memaksimalkan ruang.
  • Pengambilan Keputusan – Terlihat masih ada keraguan dalam beberapa situasi menyerang, terutama di sepertiga akhir.

Namun semua ini wajar untuk laga pramusim. Justru dari sini, Arsenal mendapat gambaran nyata tentang level kompetisi yang akan mereka hadapi musim ini — terutama di Liga Champions.

Harapan Menjelang Musim Baru

Dengan sisa dua laga pramusim lagi, Arsenal masih punya waktu untuk memperbaiki diri. David Raya diperkirakan akan mendapat satu kesempatan lagi untuk tampil sebelum Arteta menentukan siapa yang jadi kiper utama musim ini — persaingan yang ketat antara dirinya dan Aaron Ramsdale.

Sementara itu, kehadiran pemain-pemain muda seperti Ethan Nwaneri, Charlie Patino, dan Reuell Walters yang dibawa dalam tur pramusim menunjukkan bahwa Arsenal tengah mempersiapkan generasi baru yang siap meledak.

Di sisi lain, lawan seperti PSG menunjukkan bahwa di Eropa, level kompetisi sangat tinggi. Untuk bisa bersaing di Liga Champions, Arsenal tak hanya butuh talenta, tapi juga kedalaman skuad dan pengalaman — dua hal yang kini mulai mereka bangun.

Kekalahan yang Bermanfaat

Kekalahan Arsenal dari PSG memang menyakitkan, tetapi seperti kata David Raya: “Ini baru babak pertama.” Perjalanan menuju musim kompetitif yang panjang masih terbuka lebar. Daripada menghindari lawan kuat di pramusim, lebih baik Arsenal menghadapi ujian sejak awal dan belajar dari kesalahan.

Optimisme yang dibawa oleh Raya sejalan dengan semangat Arsenal musim ini — fokus pada proses, bukan hanya hasil jangka pendek. Jika para pemain bisa menyerap pelajaran dari laga ini dan berkembang, maka kekalahan ini bisa menjadi pondasi kemenangan di masa depan.

Dr. Arjuna Pratama memulai karirnya sebagai penulis sejak masih di bangku kuliah. Dengan gaya penulisan yang memadukan keindahan bahasa dan kedalaman emosi, karya-karyanya selalu berhasil menyentuh hati para pembaca.