skorsepakbola – Sevilla, 2025 — Di tengah kekecewaan besar Real Madrid usai kalah dari Barcelona di final Copa del Rey 2025, satu nama tetap bersinar terang di tengah kegelapan malam itu: Jude Bellingham. Meskipun hasil akhirnya mengecewakan bagi Los Blancos, performa luar biasa Bellingham menjadi sorotan positif yang sulit untuk diabaikan.
Dalam pertandingan yang berlangsung panas di Estadio de La Cartuja, Barcelona berhasil mengalahkan Real Madrid dengan skor tipis 2-1 berkat gol-gol dari Robert Lewandowski dan Lamine Yamal. Namun, banyak yang sepakat bahwa Bellingham adalah pemain terbaik pada malam itu, menunjukkan kepemimpinan, teknik, dan mentalitas luar biasa meski timnya berada dalam situasi sulit.
Penampilan Tak Kenal Menyerah
Sejak peluit awal berbunyi, Jude Bellingham menunjukkan semangat yang membara. Sebagai pemain termuda di lini tengah Real Madrid malam itu, ia justru tampil paling berani. Bellingham mengambil peran sebagai motor serangan, berani mengatur ritme permainan, dan berkali-kali menembus blok pertahanan Barcelona.
Dalam 45 menit pertama, di saat Real Madrid kesulitan menciptakan peluang bersih, Bellingham menjadi satu-satunya sumber kreativitas. Ia mencatatkan tiga dribel sukses, dua tembakan ke arah gawang, dan satu peluang emas yang sayangnya bisa digagalkan Marc-André ter Stegen.
Bahkan setelah Barcelona mencetak gol pertama lewat Lewandowski di menit ke-38, Bellingham tidak menurun semangatnya. Ia tetap mengejar bola, mengarahkan rekan-rekannya, dan mencoba memotivasi tim yang sempat goyah.
Carlo Ancelotti pun memuji mentalitas pemain mudanya itu:
“Jude bermain dengan hati dan keberanian. Dia tidak menyerah sampai peluit akhir.”
Statistik Luar Biasa Jude Bellingham di Final
Meskipun Real Madrid kalah, statistik individu Bellingham di final Copa del Rey ini sangat impresif:
- Akurasi umpan: 91% (dari 78 umpan)
- Dribel sukses: 7 kali (tertinggi dalam pertandingan)
- Duel dimenangkan: 13 dari 18
- Tembakan ke gawang: 3
- Key passes: 4
- Peluang diciptakan: 5
Statistik ini memperlihatkan bagaimana Bellingham menjadi pusat pergerakan Real Madrid sepanjang pertandingan, baik dalam membangun serangan maupun dalam membantu pertahanan.
Satu hal yang patut diingat: Bellingham baru berusia 21 tahun, namun sudah menunjukkan tingkat kedewasaan dan kontrol yang melebihi usianya.
Gol Penyama yang Memberi Harapan
Ketika Real Madrid tertinggal 1-0, tensi pertandingan semakin tinggi. Real Madrid membutuhkan sosok inspiratif yang mampu mengubah jalannya pertandingan. Dan sekali lagi, Bellingham menjawab tantangan itu.
Pada menit ke-65, setelah kombinasi apik antara Vinícius Jr dan Rodrygo, bola jatuh ke kaki Bellingham di dalam kotak penalti. Berita bola Dengan ketenangan luar biasa, ia mengecoh satu bek Barcelona sebelum melepaskan tembakan mendatar ke pojok gawang, mengecoh Ter Stegen.
Gol itu menghidupkan kembali semangat Madridistas di tribun. Skor imbang 1-1 membuat pertandingan kembali terbuka, dan sejenak momentum tampak berpihak kepada Los Blancos.
Sayangnya, di menit ke-82, Barcelona mencetak gol kedua melalui aksi solo brilian Lamine Yamal, yang memastikan kemenangan untuk Blaugrana.
Namun, tanpa gol Bellingham, Real Madrid mungkin sudah menyerah lebih awal. Gol itu juga memperlihatkan kualitas sang gelandang: insting, ketenangan, dan penyelesaian akhir yang tajam.
Kepemimpinan Sejati dalam Kekalahan
Salah satu hal paling mengesankan dari Bellingham malam itu bukan hanya tekniknya, tetapi juga karakternya. Ia terus menyemangati rekan setimnya, bahkan setelah tertinggal.
Di saat beberapa pemain Real Madrid tampak frustrasi — terlihat dari gestur negatif Vinícius Jr dan Rodrygo — Bellingham memilih untuk tetap positif. Ia terus mendorong tim untuk menyerang, mengambil tanggung jawab lebih di lapangan, dan memimpin dengan contoh.
Saat peluit panjang berbunyi, Bellingham tidak langsung menuju ruang ganti. Ia berdiri di lapangan, memberi tepuk tangan kepada fans Madrid yang tetap setia memberikan dukungan. Sebuah gestur kecil, tetapi sangat berarti.
Ancelotti mengomentari sikap itu:
“Bellingham adalah masa depan Real Madrid. Bukan hanya karena kualitasnya, tapi karena mentalitasnya.”
Musim Debut yang Luar Biasa
Meskipun final Copa del Rey ini berakhir pahit, musim debut Bellingham di Real Madrid sejauh ini luar biasa.
Sejak bergabung dari Borussia Dortmund dengan nilai transfer fantastis €103 juta, Bellingham langsung menjelma menjadi jantung lini tengah. Ia mencetak 19 gol dan 11 assist di semua kompetisi — sebuah angka mengesankan untuk seorang gelandang.
Lebih dari itu, ia menjadi figur sentral dalam proyek regenerasi Madrid, bersama pemain muda lain seperti Eduardo Camavinga, Aurélien Tchouaméni, dan Vinícius Jr.
Dalam daftar nominasi Ballon d’Or tahun ini, Bellingham juga masuk dalam lima besar — bukti pengakuan dunia atas performanya.
Reaksi Dunia Sepak Bola
Penampilan Bellingham di final Copa del Rey mendapat banyak pujian, tidak hanya dari internal Madrid, tapi juga dari legenda sepak bola.
Legenda Inggris, Rio Ferdinand, dalam analisis BT Sport berkata:
“Dalam kekalahan, Anda bisa melihat karakter sejati seorang pemain. Jude Bellingham tampil seperti pemimpin, bukan anak-anak. Real Madrid beruntung memilikinya.”
Sementara itu, mantan bintang Real Madrid, Zinedine Zidane, juga ikut berkomentar:
“Dia mengingatkan saya pada pemain-pemain besar Madrid dulu: elegan, kuat, dan selalu berani mengambil tanggung jawab.”
Apa Selanjutnya untuk Bellingham dan Madrid?
Kekalahan di final Copa del Rey tentu menyakitkan, tetapi musim belum selesai bagi Real Madrid.
Mereka masih bersaing di La Liga dan Liga Champions. Dan dengan Bellingham dalam performa puncak, Madrid tetap punya peluang besar menutup musim ini dengan satu atau bahkan dua trofi besar.
Bellingham sendiri mengatakan dalam wawancara pasca-laga:
“Kalah di final ini menyakitkan, tapi kami harus belajar darinya. Kami masih punya peluang besar di liga dan Eropa, dan saya yakin kami akan bangkit lebih kuat.”
Sebagai pemain muda dengan bakat luar biasa dan mental baja, tidak diragukan lagi bahwa Jude Bellingham akan menjadi pusat dari ambisi besar Real Madrid dalam beberapa tahun ke depan.
Di tengah malam yang kelabu bagi Real Madrid setelah kekalahan di final Copa del Rey, Jude Bellingham menjadi sinar terang yang tidak bisa dipadamkan.
Lewat teknik, semangat, dan kepemimpinannya, ia membuktikan bahwa ia tidak hanya sekadar “prospek muda”, tapi sudah menjadi pemain kelas dunia. Dan bagi Real Madrid, terlepas dari hasil akhir, mereka bisa merasa tenang: masa depan mereka ada di tangan pemain seperti Jude Bellingham.
Satu kekalahan tidak akan mendefinisikan karier seorang legenda masa depan. Justru dari malam-malam berat seperti ini, karakter sejati lahir — dan Bellingham telah membuktikan, ia siap untuk semua tantangan yang ada di depannya.