Juventus Mulai Galak! Bungkam Bologna 1-0, Juan Cabal Jadi Pahlawan Dadakan

juventus vs bologna

skorsepakbola – Si Nyonya Tua akhirnya mulai bangun dari tidurnya! Setelah sempat terseok-seok, Juventus perlahan tapi pasti mulai menunjukan taringnya lagi di pentas Serie A musim 2025/2026. Tandang ke markas Bologna yang terkenal angker, Stadion Renato Dall’Ara, pada Senin (15/12/2025) dini hari WIB, skuad Bianconeri sukses mencuri kemenangan tipis 1-0 yang krusial banget.

juventus vs bologna
juventus vs bologna

Pahlawannya? Bukan striker mahal, tapi justru Juan Cabal, pemain pengganti yang sukses jadi pembeda. Kemenangan ini jelas jadi sinyal bahaya buat rival-rival Juve kalau tim asuhan Luciano Spalletti ini sudah mulai nemu ritme permainannya.

Berkat tambahan tiga poin ini, Juventus langsung meroket mendekati zona Liga Champions. Mereka naik ke peringkat lima dengan koleksi 26 poin, menyalip Bologna yang harus rela turun ke posisi enam dengan 25 poin.

Naga303

Babak Pertama: Di Gregorio Jadi Tembok, Bologna Apes Kena Tiang

Dari menit awal, Bologna selaku tuan rumah mainnya ngegas banget. Baru jalan lima menit, Tommaso Pobega udah bikin jantungan fans Juve lewat tembakan keras dari dalam kotak penalti. Untungnya, kiper Juve, Michele Di Gregorio, lagi on fire dan sigap nepis bola.

Gak lama kemudian, giliran Riccardo Orsolini yang coba peruntungan. Lagi-lagi, Di Gregorio jadi tembok kokoh yang bikin frustrasi penyerang Bologna.

Juve bukannya tanpa perlawanan. Khephren Thuram sempat kirim tembakan peringatan jarak jauh, terus Kenan Yildiz juga sempat bikin kiper Bologna, Federico Ravaglia, kerja keras. Weston McKennie bahkan punya dua peluang sundulan, tapi sayang belum ada yang nyangkut di gawang.

Drama paling deg-degan terjadi pas injury time babak pertama. Tembakan Nadir Zortea udah sukses lewatin kiper, tapi—apes banget—malah kena tiang gawang! Skor kacamata 0-0 pun menutup babak pertama yang intens.

Babak Kedua: Magis Juan Cabal dan Kartu Merah Heggem

Masuk babak kedua, Spalletti kayaknya ngasih wejangan sakti. Juve main lebih efektif. Keputusan sang pelatih masukin Juan Cabal terbukti jenius. Baru main tiga menit, tepatnya di menit ke-64, Cabal sukses nyundul umpan manis dari Kenan Yildiz. Boom! Gawang Bologna jebol, Juve memimpin 1-0.

Derita Bologna makin lengkap lima menit kemudian. Bek mereka, Torbjorn Heggem, harus mandi lebih cepat alias kena kartu merah langsung. Wasit Davide Massa gak ampun ngusir dia karena ngejatuhin Lois Openda yang lagi lari sendirian dalam skema serangan balik. Jelas pelanggaran orang terakhir.

Walaupun main dengan 10 orang, Bologna tetap ngotot nyari gol penyeimbang. Federico Bernardeschi sempat nyoba tendangan jarak jauh di menit ke-83, tapi sekali lagi, Di Gregorio tampil gemilang menyelamatkan gawangnya.

Sampai peluit panjang bunyi, skor 1-0 gak berubah. Juventus pulang dengan senyum lebar, sementara Bologna harus gigit jari di kandang sendiri.


(Analisis Tambahan & Data Pendukung)

Di Balik Kemenangan: Taktik Spalletti & Kedalaman Skuad

Kemenangan tipis ini bukan sekadar soal keberuntungan atau gol “hoki” dari pemain pengganti. Kalau kita bedah lebih dalam menggunakan data dan tren performa terkini, ada beberapa faktor kunci kenapa Juventus bisa menang di laga alot ini, padahal Bologna main sangat agresif di babak pertama.

1. Faktor “Super Sub” dan Kedalaman Skuad

Keputusan Luciano Spalletti memasukkan Juan Cabal bukan tanpa alasan. Data menunjukkan bahwa di musim 2025/2026 ini, Juventus menjadi salah satu tim dengan jumlah gol terbanyak dari pemain pengganti (substitutes) di Serie A.

Ini membuktikan kedalaman skuad Juve yang mengerikan. Ketika pemain inti buntu, mereka punya pelapis yang kualitasnya setara. Masuknya Lois Openda (yang memancing kartu merah) dan Juan Cabal (pencetak gol) mengubah dimensi permainan. Openda dengan kecepatannya memaksa garis pertahanan Bologna mundur, memberikan ruang bagi pemain lain seperti Yildiz untuk berkreasi. Inilah bedanya tim juara dengan tim papan tengah; mereka punya Plan B yang mematikan.

2. Michele Di Gregorio: Sang Penyelamat Tanpa Jubah

Jangan lupakan peran Michele Di Gregorio. Statistik pertandingan mencatat Bologna melepaskan total 14 tembakan, dengan 5 di antaranya on target. Tanpa performa heroik Di Gregorio yang mencatatkan 5 penyelamatan krusial (termasuk peluang emas Orsolini dan Pobega), Juve bisa saja tertinggal 0-2 di babak pertama.

Di Gregorio kini mencatatkan salah satu persentase penyelamatan (save percentage) tertinggi di liga, mencapai angka di atas 78%. Kehadirannya memberikan rasa aman bagi lini belakang Juve yang menggunakan skema 3 bek (Koopmeiners-Kelly-Kalulu), yang notabene cukup berisiko terkena serangan balik cepat.

3. Transformasi Taktik 3-4-3 Spalletti

Formasi 3-4-3 yang dipakai Spalletti di laga ini menarik untuk dibahas. Biasanya, Koopmeiners dikenal sebagai gelandang, tapi di laga ini dia diplot di lini pertahanan (mungkin sebagai Libero modern atau Ball-Playing Defender).

Transformasi ini memungkinkan Juve melakukan build-up serangan lebih cair dari belakang. Ketika menyerang, Koopmeiners bisa naik menjadi gelandang tambahan, membuat lini tengah Juve menang jumlah (overload) melawan dua gelandang pivot Bologna (Pobega dan Moro). Gol Cabal pun bermula dari dominasi sisi sayap (flank) di mana Kenan Yildiz mendapatkan ruang bebas karena bek sayap Bologna terlalu sibuk menjaga pergerakan overlap dari lini kedua Juve.

4. Bologna: Jago Kandang yang Terpleset

Kekalahan ini cukup mengejutkan jika melihat rekor kandang Bologna. Stadion Renato Dall’Ara adalah benteng. Sebelum laga ini, Bologna memiliki rekor tak terkalahkan dalam 8 laga kandang terakhir.

Namun, statistik juga menunjukkan kelemahan Bologna musim ini ada pada konversi peluang (conversion rate). Mereka sering mendominasi penguasaan bola (di laga ini mencapai 54%), tapi sulit mencetak gol saat bertemu tim dengan pertahanan blok rendah (low block) yang disiplin. Kegagalan Dallinga dan Orsolini memanfaatkan peluang emas di babak pertama adalah cerminan dari masalah kronis penyelesaian akhir mereka.

5. Peta Persaingan Menuju Eropa

Dengan hasil ini, Serie A makin panas. Jarak antara peringkat 3 hingga 7 sangat tipis, hanya terpaut 4-5 poin saja. Juventus yang kini di peringkat 5 (26 poin) punya momentum bagus. Jika mereka bisa menjaga konsistensi pertahanan (baru kebobolan sedikit gol dalam 5 laga terakhir), bukan tidak mungkin mereka akan segera menyodok ke 3 besar sebelum paruh musim berakhir.

Bagi Bologna, ini adalah “reality check”. Untuk tetap bersaing di papan atas, mereka harus belajar lebih klinis di depan gawang dan lebih disiplin dalam transisi bertahan agar tidak mudah terkena kartu merah konyol seperti yang dialami Heggem.

Live draw SGP