Memori Kelam Anfield: Deretan Kekalahan Terberat Liverpool di Era Modern

This_is_Anfield

Stadion Anfield dikenal sebagai benteng kukuh milik Liverpool. Sorak-sorai suporter sering menjadi kekuatan tambahan yang menakutkan bagi tim tamu. Namun, bahkan benteng sekuat Anfield pun tak selalu kebal dari kehancuran.

Dalam sejarah panjang klub, beberapa kekalahan di kandang sendiri meninggalkan luka mendalam bagi para pendukung The Reds. Meskipun kekalahan paling telak Liverpool tercatat pada 1930 (6–0 dari Sunderland), era modern sepak bola juga menyuguhkan beberapa malam kelam di Merseyside. Berikut adalah lima kekalahan terbesar Liverpool di Anfield dalam era modern—masa di mana klub ini berjuang menjaga reputasinya.

Liverpool 0–3 Crystal Palace (29 Oktober 2025)

Kekalahan paling baru datang dari ajang Carabao Cup 2025/26. Pelatih Arne Slot memutuskan melakukan rotasi besar-besaran. Ia menurunkan skuad muda dan banyak pemain pelapis di babak keempat melawan Crystal Palace. Sayangnya,LINK DewaPoker GACOR keputusan itu berbuah pahit.

Ismaïla Sarr, yang memang dikenal “spesialis gol ke gawang Liverpool” (mencatat tujuh gol dari sembilan penampilan melawan The Reds), mencetak dua gol cepat sebelum jeda babak pertama. Situasi memburuk ketika pemain akademi Amara Nallo mendapat kartu merah karena pelanggaran terakhir. Ironisnya, itu adalah kartu merah keduanya dalam dua penampilan senior. Pada akhir laga, Yéremy Pino menambah gol ketiga dan menutup malam mengecewakan di Anfield. Kekalahan ini memperpanjang catatan buruk Liverpool menjadi enam kekalahan dari tujuh laga terakhir.

Liverpool 1–4 Chelsea (2 Oktober 2005)

Awal musim 2005/2006 menjadi momen yang sulit bagi Liverpool. Pasukan Rafa Benítez harus mengakui kehebatan Chelsea asuhan Jose Mourinho. Juara bertahan Premier League itu tampil dominan sejak menit awal. Frank Lampard membuka skor untuk Chelsea sebelum Steven Gerrard sempat menyamakan kedudukan.

Namun, gol tersebut hanya menjadi hiburan singkat. Damien Duff dan Joe Cole membawa The Blues menjauh. Kemudian, Geremi menutup pesta gol di 10 menit terakhir. Kekalahan ini menjadi simbol ketimpangan kualitas yang mencolok antara dua klub papan atas Inggris kala itu. Secara historis, hasil ini menunjukkan dominasi Chelsea di era awal kepemimpinan Mourinho.

Liverpool 1–4 Manchester City (7 Februari 2021)

Di tengah pandemi COVID-19, laga ini digelar tanpa penonton—dan mungkin itu hal yang melegakan bagi fans Liverpool. Tanpa dukungan Anfield yang biasanya membara, tim asuhan Jurgen Klopp harus menelan kekalahan telak dari Manchester City besutan Pep Guardiola. İlkay Gundogan menjadi bintang dengan dua gol, setelah sebelumnya gagal mengeksekusi penalti.

Mohamed Salah sempat menipiskan jarak lewat penalti, tetapi dua kesalahan fatal dari kiper Alisson Becker membuat City unggul jauh. Raheem Sterling danTembak ikan Slot Phil Foden mencetak gol penutup bagi City. Kekalahan ini menandai momen suram dalam upaya Liverpool mempertahankan gelar juara Premier League yang mereka raih setahun sebelumnya.

Liverpool 2–5 Real Madrid (21 Februari 2023)

Laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2022/2023 menjadi malam yang tak terlupakan, dalam arti yang buruk. Setelah unggul cepat 2-0 lewat Darwin Nunez dan Mohamed Salah, Liverpool justru runtuh total di hadapan publik sendiri. Vinícius Júnior mencetak dua gol untuk menyamakan kedudukan sebelum turun minum.

Babak kedua menjadi mimpi buruk bagi pertahanan Liverpool: Éder Militão menambah satu gol. Selanjutnya, Karim Benzema mencetak dua gol untuk melengkapi pesta gol Real Madrid. Hasilnya, Liverpool akhirnya tersingkir setelah kalah lagi 0–1 di leg kedua di Bernabeu, mempertegas dominasi Madrid atas klub Merseyside tersebut di Eropa.

Liverpool 3–6 Arsenal (9 Januari 2007)

Kekalahan paling telak Liverpool di Anfield pada era Premier League terjadi di perempat final Piala Liga 2006/2007 melawan Arsenal. Saat itu, Benítez menurunkan tim pelapis, dan hasilnya berakhir tragis. Parahnya, kekalahan ini datang hanya berselang tiga hari setelah Arsenal menyingkirkan Liverpool di Piala FA di stadion yang sama (1-3).

Arsenal tampil eksplosif. Júlio Baptista menjadi bintang, mencetak empat gol dalam satu pertandingan—lebih dari sepertiga total golnya untuk Arsenal sepanjang karier. Jérémie Aliadière dan Alex Song juga turut mencatatkan nama di papan skor. Meskipun Robbie Fowler, Steven Gerrard, dan Sami Hyypiä sempat memperkecil kedudukan, skor akhir 3–6 menjadi malam penuh duka bagi publik Anfield. Kekalahan dengan margin tiga gol ini adalah yang terbesar bagi The Reds di era modern.

Wawasan Tambahan: Momok Baru Bernama Crystal Palace

Kekalahan 0-3 dari Crystal Palace (Carabao Cup) bukan satu-satunya pukulan dari tim yang sama. Faktanya, Crystal Palace telah menjadi momok baru bagi Liverpool di musim 2025/2026. Sebelumnya,Naga303 Daftar, Login, Link Alternatif mereka sudah mengalahkan Liverpool di Premier League (2-1) dan bahkan menang di Community Shield! Kekalahan 0-3 ini adalah kekalahan ketiga beruntun Liverpool dari The Eagles dalam waktu singkat. Selain itu, kekalahan ini menandai pertama kalinya dalam 91 tahun Liverpool kebobolan tiga gol atau lebih di Anfield dalam Piala Liga sejak 1934.