skorsepakbola.com-Pertandingan West Ham vs Chelsea pada lanjutan Liga Inggris 2025/2026 menghadirkan drama besar di Stadion London, Sabtu (23/8/2025) dini hari WIB. Chelsea tampil luar biasa dengan menghajar tuan rumah West Ham 5-1. Laga ini sekaligus menegaskan potensi besar wonderkid Brasil, Estêvão Willian, yang mencuri perhatian dengan performa gemilang pada debut kompetitifnya bersama The Blues.
Awal Mengejutkan: West Ham Sempat Unggul
West Ham, yang sedang berada dalam tekanan usai kekalahan di pekan pembuka, sempat memberi kejutan. Baru enam menit laga berjalan, Lucas Paquetá melepaskan tendangan jarak jauh spektakuler yang tak mampu dihalau kiper Robert Sánchez. Gol itu sempat membuat suporter tuan rumah bersemangat, seolah ada peluang untuk mengakhiri tren buruk.
Namun, kebahagiaan tersebut tidak bertahan lama. Chelsea yang datang sebagai juara dunia antarklub langsung bangkit dan menunjukkan kelasnya. Pada menit ke-15, João Pedro berhasil menyamakan skor setelah menerima umpan sundulan Marc Cucurella.
Chelsea Balikkan Keadaan dengan Cepat
Kebobolan cepat tidak membuat anak asuh Enzo Maresca panik. Justru mereka semakin agresif dalam menguasai bola dan memanfaatkan kelemahan lini pertahanan West Ham. Pada menit ke-24, kesalahan Paquetá saat menguasai bola di lini tengah dimanfaatkan João Pedro yang memberi assist untuk Pedro Neto. Skor berbalik 2-1 bagi tim tamu.
West Ham tampak goyah. Lini belakang mereka yang berisi pemain baru seperti Max Kilman dan Jean-Clair Todibo tampak rapuh menghadapi serangan cepat Chelsea. Puncaknya terjadi pada menit ke-34 ketika Estêvão melakukan akselerasi dari sisi kanan, menusuk ke kotak penalti, lalu memberi umpan matang untuk Enzo Fernández. Sang gelandang Argentina dengan tenang mengubah skor menjadi 3-1.
Estêvão Jadi Sorotan
Penampilan Estêvão benar-benar mencuri perhatian publik. Pemain berusia 18 tahun itu tampil penuh percaya diri meski baru diturunkan menggantikan Cole Palmer yang cedera saat pemanasan. Dengan kecepatan, visi bermain, serta kemampuan dribelnya, Estêvão seolah bermain di level berbeda dibandingkan bek-bek West Ham.
Assist yang diberikannya untuk Fernández menjadi bukti kualitas yang dimiliki remaja asal Brasil ini. Tak heran bila setelah pertandingan banyak analis memuji keberanian Maresca memainkan Estêvão sejak awal, keputusan yang terbukti tepat.
West Ham Terpuruk, Potter dalam Tekanan
Di sisi lain, kekalahan telak ini membuat posisi Graham Potter kian goyah. Manajer West Ham itu hanya mampu meraih dua kemenangan kandang sejak ditunjuk menggantikan Julen Lopetegui pada Januari lalu. Catatan buruk ini membuatnya jadi sorotan utama fans.
Kondisi semakin parah ketika kesalahan fatal kiper baru Mads Hermansen berujung pada gol keempat Chelsea. Pada menit ke-64, Hermansen gagal mengantisipasi sepak pojok, bola jatuh ke kaki Moisés Caicedo yang tanpa ampun menggetarkan jala West Ham. Hanya berselang beberapa menit, kesalahan serupa terjadi. Chalobah memanfaatkan situasi bola mati untuk mencetak gol kelima The Blues.
Kebobolan lima gol di kandang sendiri membuat fans West Ham marah besar. Banyak kursi stadion kosong sebelum laga usai, sementara sebagian suporter yang bertahan meluapkan kekecewaannya dengan teriakan dan gestur ke arah Potter. Bahkan seorang fans muda sempat masuk ke lapangan, menandakan frustrasi yang mendalam.
Chelsea Pesta, West Ham Krisis
Chelsea sebenarnya bisa menambah gol karena dominasi mereka tidak terbendung hingga akhir laga. Namun, lima gol yang tercipta sudah cukup untuk menunjukkan perbedaan kelas di antara kedua tim. João Pedro, Pedro Neto, Enzo Fernández, Caicedo, hingga Chalobah semuanya tampil menonjol. Tetapi nama yang paling dielu-elukan tetap Estêvão, pemain yang seakan membawa angin segar untuk skuad Maresca.
Sebaliknya, West Ham kini masuk ke daftar kandidat degradasi jika tak segera berbenah. Dalam dua laga awal, mereka sudah kebobolan delapan gol dan hanya mencetak dua. Lini tengah yang diisi James Ward-Prowse dan Tomas Soucek kalah total dari kombinasi Caicedo-Fernández, sementara pertahanan terlihat rapuh setiap kali menghadapi bola mati.
Tekanan untuk Graham Potter
Potter kini berada di bawah tekanan besar. Statistik mencatat bahwa ia menjadi manajer dengan raihan poin terburuk dalam 10 laga kandang pertama di Premier League sepanjang sejarah West Ham. Kritik bukan hanya soal taktik, tetapi juga minimnya motivasi dan kepemimpinan di dalam tim.
Di tengah sorotan, Potter menilai timnya kalah kualitas dan butuh waktu untuk menyatu. Namun bagi para fans, alasan tersebut sudah tidak bisa diterima setelah bertahun-tahun melihat klub membuat keputusan transfer yang keliru.
Bagi West Ham, laga ini harus jadi alarm keras. Klub perlu segera memperbaiki kinerja lini belakang dan mencari solusi di jendela transfer. Jika tidak, ancaman zona degradasi bisa menghantui sejak awal musim.