skorsepakbola – Musim ketiga Jose Mourinho selalu menjadi momok yang menghantui karirnya di berbagai klub yang pernah ia tangani. Penurunan performa dan ketidakharmonisan dengan pemain serta manajemen sepakbola telah menjadi pola umum yang menyertainya pada tahun ketiga di klub-klub sebelumnya. AS Roma, yang sebelumnya berharap bisa menjadi pengecualian, kini harus menghadapi kutukan musim ketiga Mourinho yang terbukti.
Penurunan Performa AS Roma di Liga Italia 2023-2024
Saat ini, AS Roma mengalami penurunan performa yang cukup signifikan di Liga Italia musim 2023-2024. Klub yang dipimpin oleh Jose Mourinho ini telah menunjukkan performa yang melempem dan hasil yang buruk, yang membuat banyak orang bertanya-tanya apakah kutukan musim ketiga Mourinho akan terulang.
Mourinho, bagaimanapun, berusaha membela pemainnya dan mengatakan bahwa performa buruk ini adalah tanggung jawab para pemain. Namun, banyak yang meyakini bahwa masalah ini adalah bagian dari pola yang telah terjadi pada musim ketiga Mourinho di klub-klub sebelumnya.
Kutukan Musim Ketiga Mourinho: Masa-Masa Sulit yang Terulang
- Berpisah dengan Chelsea (Musim Ketiga Chelsea)
Salah satu bukti kutukan musim ketiga Jose Mourinho adalah saat ia berpisah dengan Chelsea pada tahun 2007. Meskipun sebelumnya telah membawa klub ini meraih dua gelar Liga Inggris (2004-2006), hubungannya dengan pemilik klub, Roman Abramovich, menjadi tidak harmonis. Performa Chelsea yang menurun membuat Mourinho dipecat pada musim panas 2007. - Kutukan di Manchester United (Musim Ketiga Manchester United)
Bukti kutukan kedua Mourinho terlihat saat ia dipecat oleh Manchester United pada Desember 2018. Mourinho telah menangani Manchester United sejak awal musim 2016-2017 dan berhasil membawa klub finis sebagai runner-up Liga Inggris pada musim 2017-2018. Namun, ia mengawali musim berikutnya dengan buruk dan akhirnya dipecat. - Periode Kedua di Chelsea (Musim Ketiga Chelsea Kedua)
Kutukan ketiga Mourinho terjadi saat ia kembali menangani Chelsea pada periode 2013-2015. Meskipun kembali membawa Chelsea juara Liga Inggris pada musim 2014-2015, performa klub merosot tajam setelah itu. Mourinho akhirnya dipecat. - Dipecat dari Real Madrid (Musim Ketiga Real Madrid)
Kutukan musim ketiga Mourinho mulai tampak saat ia menangani Real Madrid pada 2010-2013. Di masa kepemimpinannya, Real Madrid mengalami banyak kontroversi di luar lapangan. Bahkan, pada musim ketiganya, Mourinho terlibat dalam perselisihan dengan dua pemain senior, Sergio Ramos dan Iker Casillas. Hal ini mengakibatkan ketegangan di ruang ganti dan akhirnya pemecatan Mourinho. berita bola
Mengapa Kutukan Ini Terjadi?
Alasan di balik kutukan musim ketiga Mourinho masih menjadi misteri. Beberapa berpendapat bahwa siklus kehidupan Mourinho yang selalu menampilkan musim kedua yang sukses dengan trofi-trofi besar membuatnya kehilangan fokus dan motivasi pada musim ketiga. Terlepas dari penyebabnya, AS Roma sekarang harus menghadapi tantangan besar untuk mengatasi penurunan performa ini dan membuktikan bahwa mereka dapat menjadi pengecualian dari kutukan musim ketiga Mourinho.
Kehadiran Jose Mourinho di AS Roma pada awalnya menimbulkan optimisme dan harapan bagi para penggemar klub ini. The Special One, sebagaimana dia sering disebut, dikenal sebagai pelatih yang sukses dengan sejumlah gelar juara di klub-klub terdahulu seperti FC Porto, Chelsea, Inter Milan, dan Real Madrid. Namun, kutukan musim ketiga yang telah menghantuinya selama beberapa tahun terakhir, kembali mengemuka dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan pendukung Roma.
Siklus yang selalu berulang ini terlihat jelas dari sejarah karir Mourinho. Di klub-klub sebelumnya, musim ketiga seringkali menjadi awal dari berakhirnya masa jabatannya sebagai pelatih. Keberhasilan yang diraih pada tahun kedua seringkali diikuti oleh penurunan performa yang mencolok pada musim ketiga.
Baca Juga :
- Romelu Lukaku Kembali Tajam: Bantuan Dybala Dan Mourinho
- Kenang Tragedi Kanjuruhan: Aksi Solidaritas Di Tugu Yogyakarta
Namun, bagi Mourinho, ini bukanlah hal baru. Ia telah menghadapi kutukan serupa sepanjang kariernya dan bahkan pernah memenangkan Liga Champions dengan FC Porto pada musim ketiganya di klub tersebut. Namun, pola penurunan performa yang terlihat pada tahun ketiganya di klub-klub besar seperti Chelsea, Manchester United, dan Real Madrid, menimbulkan pertanyaan tentang apa yang terjadi pada musim ketiga Mourinho.
Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan fenomena ini. Salah satunya adalah teori ketegangan hubungan antara Mourinho dan pemain serta manajemen klub. Mourinho dikenal sebagai pelatih yang tegas dan memiliki metodenya sendiri dalam memotivasi pemain. Namun, semakin lama dia berada di sebuah klub, semakin besar kemungkinan konflik muncul. Ini bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penurunan performa.
Selain itu, ada juga teori bahwa Mourinho mungkin kehilangan gairah dan motivasi setelah meraih sukses besar pada tahun kedua. Dengan pencapaian yang gemilang, mungkin sulit baginya untuk tetap termotivasi dengan tantangan yang sama pada tahun ketiga.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Mourinho tetap merupakan salah satu pelatih terbaik di dunia dengan sejumlah prestasi luar biasa. Sejarah karirnya yang sukses dan gelar juara yang telah diraihnya membuktikan kemampuannya sebagai seorang pelatih. Oleh karena itu, meskipun kutukan musim ketiga menjadi perhatian, banyak yang masih berharap bahwa dia dapat mengatasi tantangan ini di AS Roma.
Roma sekarang berada di persimpangan jalan. Mereka harus menemukan cara untuk mengatasi penurunan performa mereka dan kembali bersaing di papan atas Serie A. Mourinho, dengan pengalamannya yang luas, mungkin memiliki rencana untuk mengatasi kutukan musim ketiga ini. Pekerjaan yang menantang telah menunggu dia, dan waktu akan menunjukkan apakah dia dapat menghadapinya dengan sukses. Betcoin88