skorsepakbola – Real Madrid kembali mendapat sorotan tajam usai gagal meraih kemenangan dalam laga derby Madrid melawan Atletico di Wanda Metropolitano. Kekalahan ini membuat posisi Carlo Ancelotti sebagai pelatih semakin tertekan. Fans Real Madrid yang terkenal tidak sabar dengan hasil buruk mulai mengeluarkan seruan “Ancelotti Out!” di media sosial. Namun, apakah kekalahan ini sepenuhnya kesalahan Ancelotti, atau ada faktor lain yang menyebabkan kegagalan ini?
Rekap Pertandingan: Atletico 2-1 Real Madrid
Laga derby antara Real Madrid dan Atletico Madrid selalu menjadi pertandingan yang penuh emosi dan intensitas tinggi. Dalam laga terakhir yang digelar di Wanda Metropolitano, Real Madrid kalah dengan skor 2-1. Atletico tampil dominan dengan serangan cepat dan pertahanan kokoh, sementara Real Madrid terlihat kesulitan menemukan ritme permainan mereka.
Gol Atletico Madrid dicetak oleh Alvaro Morata yang tampil gemilang. Penyerang Spanyol ini mencetak gol di awal babak pertama dan menambah satu lagi di babak kedua. Real Madrid hanya mampu membalas satu gol lewat Luka Modric yang masuk sebagai pemain pengganti. Namun, upaya mereka untuk menyamakan kedudukan tak membuahkan hasil hingga peluit akhir dibunyikan.
Kekalahan ini membuat Real Madrid kehilangan tiga poin penting yang bisa membuat mereka memperkokoh posisi di puncak klasemen La Liga. Selain itu, kekalahan ini menjadi alarm bagi Carlo Ancelotti yang terus berada di bawah tekanan besar untuk membawa timnya tampil konsisten di setiap pertandingan.
Taktik Ancelotti yang Dipertanyakan
Setelah kekalahan melawan Atletico, banyak yang mulai mempertanyakan keputusan taktik yang diterapkan oleh Carlo Ancelotti. Salah satu keputusan paling kontroversial adalah pemilihan starting XI, di mana Ancelotti memilih untuk menurunkan beberapa pemain yang kondisinya kurang optimal. Hal ini dianggap sebagai salah satu faktor yang menyebabkan Real Madrid tampil kurang maksimal.
Salah satu kritik utama terhadap Ancelotti adalah penempatan pemain yang dinilai kurang tepat. Dalam laga melawan Atletico, Ancelotti menurunkan Joselu sebagai striker utama, sementara Vinicius Jr. yang biasanya ditempatkan di posisi sayap kiri malah ditarik lebih ke tengah. Strategi ini justru mematikan kreativitas Vinicius, yang biasanya mengandalkan kecepatan dan dribbling di sisi lapangan.
Fans dan analis sepak bola melihat keputusan ini sebagai kesalahan fatal. Vinicius terlihat frustrasi sepanjang pertandingan karena tidak mendapatkan ruang untuk berkreasi. Kombinasinya dengan Joselu juga tidak berjalan lancar karena mereka bermain dengan gaya yang berbeda. Joselu lebih cocok menerima umpan silang dan bermain sebagai target man, sedangkan Vinicius lebih mengandalkan serangan balik cepat dan dribbling dari sisi lapangan.
Baca Juga :
- Keran Gol Joshua Zirkzee Mampet, Bos Manchester United
- Man of the Match AC Milan vs Lecce: Theo Hernandez
Pengelolaan Lini Tengah yang Lemah
Real Madrid dikenal memiliki lini tengah yang kuat, namun dalam pertandingan melawan Atletico, pengelolaan lini tengah menjadi masalah besar. Toni Kroos dan Federico Valverde gagal memberikan pengaruh besar di tengah lapangan. berita bola Kroos yang biasanya tenang dan akurat dalam mengalirkan bola tampak kewalahan menghadapi pressing ketat dari pemain-pemain Atletico.
Di sisi lain, Valverde yang diharapkan bisa memberikan daya dobrak dengan penetrasinya ke kotak penalti lawan tidak mampu menembus pertahanan Atletico. Lini tengah Real Madrid kalah dominasi, yang membuat serangan mereka sering terputus sebelum mencapai zona berbahaya.
Terlambat Melakukan Pergantian Pemain
Ancelotti juga dinilai terlambat melakukan pergantian pemain. Luka Modric, yang masuk di babak kedua dan mencetak gol, seharusnya bisa dimainkan lebih awal untuk mengubah dinamika permainan. Selain itu, Ancelotti tidak memberikan cukup waktu bagi pemain-pemain muda seperti Brahim Diaz dan Rodrygo untuk berkontribusi di lapangan.
Di era sepak bola modern, kecepatan pergantian pemain untuk merespons dinamika pertandingan menjadi sangat penting. Namun, Ancelotti cenderung konservatif dalam melakukan pergantian pemain, yang membuat Real Madrid kehilangan momentum untuk bangkit di babak kedua.
Kelemahan di Lini Pertahanan
Selain taktik yang dipertanyakan, masalah besar lain yang terlihat jelas dalam pertandingan ini adalah rapuhnya lini pertahanan Real Madrid. Duet bek tengah antara Antonio Rudiger dan David Alaba tidak mampu menahan serangan cepat Atletico. Morata berhasil mengeksploitasi ruang di antara mereka dengan sangat efektif.
Rudiger dan Alaba tampak tidak sinkron dalam membaca pergerakan lawan, yang membuat lini pertahanan Real Madrid seringkali terbuka. Ketiadaan Eder Militao, yang absen karena cedera, sangat dirasakan di lini belakang. Ancelotti belum menemukan formula yang tepat untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Militao.
Selain itu, Dani Carvajal yang bermain di posisi bek kanan juga terlihat kewalahan menghadapi kecepatan Yannick Carrasco. Carrasco berulang kali berhasil melewati Carvajal dan memberikan ancaman langsung ke gawang Real Madrid. Thibaut Courtois, meskipun melakukan beberapa penyelamatan gemilang, tidak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan timnya dari kekalahan.
Tekanan dari Fans dan Media
Usai kekalahan ini, media dan fans Real Madrid mulai berspekulasi mengenai masa depan Carlo Ancelotti di klub. Seruan “Ancelotti Out!” mulai menggema di berbagai platform media sosial. Sejumlah fans merasa bahwa Ancelotti telah gagal dalam memaksimalkan potensi skuad yang ia miliki.
Meskipun Ancelotti adalah pelatih yang dihormati dengan berbagai prestasi, termasuk membawa Real Madrid meraih gelar Liga Champions, performa tim di musim ini dinilai belum memuaskan. Ketidakmampuan untuk meraih hasil maksimal dalam pertandingan-pertandingan penting seperti derby Madrid memperparah situasi bagi Ancelotti.
Di sisi lain, beberapa media juga mulai mengangkat nama-nama potensial yang bisa menggantikan posisi Ancelotti jika ia dipecat. Nama-nama seperti Xabi Alonso, yang saat ini melatih Bayer Leverkusen, serta Raul Gonzalez, legenda Real Madrid yang kini melatih tim Castilla, muncul sebagai kandidat kuat. Keduanya dianggap memiliki ikatan emosional yang kuat dengan klub dan mungkin bisa membawa energi baru ke dalam tim.