Mo Salah Absen, Mesir Tetap Gacor Sikat Nigeria: Fokus Penuh Demi Trofi Penasaran!
skorsepakbola – Gengs, kabar terbaru datang dari persiapan Piala Afrika (AFCON) 2025/2026 yang bakal berlangsung di Maroko sebentar lagi. Timnas Mesir baru saja memamerkan kekuatan dengan menghajar Nigeria 2-1 di laga uji coba terakhir mereka, Rabu (17/12/2025) dini hari WIB.
Akan tetapi, ada satu hal yang membuat fans bertanya-tanya: “King Indo… eh, King Mo Salah mana nih?”

Yup, sang kapten sekaligus ikon sepak bola Mesir, Mohamed Salah, ternyata tidak masuk dalam starting line-up bahkan tidak bermain sama sekali. Padahal, dia sudah bergabung latihan bareng rekan-rekannya. Pelatih Mesir, Hossam Hassan, memilih buat mengistirahatkan sang Raja Mesir.
Mahmoud Saber dan bintang baru mereka, Mostafa Mohamed, berhasil memastikan kemenangan Mesir lewat gol kece mereka. Meskipun tanpa Salah, The Pharaohs tetap menunjukkan taringnya. Namun, absennya Salah ini tetap menjadi topik panas, apalagi kalau kita menengok nasibnya yang lagi “ngenes” di Liverpool belakangan ini.
Drama di Anfield: Salah vs Arne Slot Memanas?
Buat kalian yang mengikuti Liga Inggris, pasti sadar dong kalau Salah lagi jarang banget kelihatan di lapangan. Di usianya yang sudah 33 tahun, menit bermain Salah di Liverpool terjun bebas.
Bayangkan saja, dalam lima laga terakhir The Reds, nama Mohamed Salah tidak ada di daftar starter. Kondisi ini membuat banyak orang ragu, sebenarnya fisik Salah masih oke nggak sih buat AFCON? Atau jangan-jangan mentalnya yang kena?
Selain itu, kabar yang beredar menyebutkan hubungan Salah sama manajer Liverpool, Arne Slot, sedang retak parah. Gara-gara banyak pihak menganggap performanya menurun, Slot berani mencadangkan sang legenda. Salah sempat curhat colongan di wawancara yang membuat geger satu Anfield, dia bilang merasa “jadi korban” dan komunikasinya sama pelatih sudah nggak asik lagi.
Puncaknya, Slot sempat tidak membawa Salah pas Liverpool lawan Inter Milan di Liga Champions. Meskipun akhirnya dia bermain (dari bangku cadangan) pas lawan Brighton dan Liverpool menang 2-0, tetap saja situasi ini nggak enak banget buat pemain sekelas dia.
Fokus Total: Demi Satu-Satunya Trofi yang Belum Diraih
Mengenai alasan teknis kenapa Salah nggak main lawan Nigeria, pelatih menyebut faktor capek di jalan. Dia baru mendarat di Kairo hari Selasa dini hari bareng Omar Marmoush (yang sekarang lagi gacor-gacornya). Jadi, sangat wajar kalau pelatih mengistirahatkannya biar nggak cedera konyol sebelum turnamen mulai.
Buat Salah, AFCON kali ini di Maroko tuh personal banget. Dia sudah memenangkan segalanya di level klub (Liga Inggris, Liga Champions), tapi sama Timnas Mesir? Nol besar buat trofi mayor.
Mesir bakal satu grup sama Zimbabwe, Afrika Selatan, dan Angola. Salah sudah tegas banget, dia mau all out. Dia pengen banget ngasih kado perpisahan manis buat negaranya, dan mungkin… membungkam kritik dari Liverpool. Rencananya, Rabat akan menggelar partai final pada tanggal 18 Januari nanti. Semoga kali ini “King Mo” bisa angkat piala ya!
Analisis Tambahan: Kenapa AFCON 2025 Jadi Pertaruhan Terakhir Karir Mo Salah?
Bagian ini adalah tambahan konteks, data, dan prediksi situasi untuk memperdalam wawasan pembaca mengenai posisi Mohamed Salah di peta sepak bola dunia tahun 2025.
Situasi yang Mohamed Salah alami saat ini bukan sekadar berita absen di laga uji coba, tapi sebuah sinyal besar tentang transisi karir seorang legenda. Jika kita membedah lebih dalam menggunakan kacamata analisis sepak bola, AFCON 2025 di Maroko ini adalah pertaruhan terbesar dalam sisa karir profesional Mohamed Salah. Mari kita bahas alasannya.
1. The “Last Dance” Narrative
Di usia 33 tahun (pada konteks artikel ini di 2025), secara biologis Salah sudah melewati masa keemasannya sebagai winger yang mengandalkan kecepatan eksplosif. Data statistik pemain sayap di Premier League menunjukkan penurunan drastis dalam hal sprint speed dan dribble success rate setelah usia 32 tahun.
Hal ini mirip dengan pengalaman Lionel Messi di Piala Dunia 2022. AFCON 2025 kemungkinan besar adalah panggung besar terakhir Salah bersama Timnas Mesir dalam kondisi fisik yang masih prima. Piala Dunia 2026 mungkin masih bisa dia ikuti, tapi AFCON adalah turnamen yang paling realistis untuk ia menangkan. Kegagalan di final AFCON 2017 dan 2021 (kalah adu penalti lawan Senegal) adalah luka yang belum sembuh. Oleh karena itu, motivasi Salah kali ini bukan soal uang atau ketenaran, tapi soal legacy (warisan).
2. Konflik Taktikal: Arne Slot vs Klopp Style
Lantas, kenapa Salah bermasalah dengan Arne Slot? Jika kita melihat data taktikal, publik mengenal Arne Slot dengan gaya permainan yang menuntut pressing tinggi yang sangat terstruktur dan kolektif. Berbeda dengan Jurgen Klopp yang mungkin memberikan kebebasan lebih pada Salah sebagai “tumpuan serangan”, Slot lebih kaku dalam sistem.
Pemain berusia 33 tahun, sebugar apapun dia, akan kesulitan menjaga intensitas pressing selama 90 menit di Liga Inggris yang semakin cepat. Meskipun keputusan Slot mencadangkan Salah tidak populer di mata fans, secara data statistik distance covered (jarak tempuh lari), kita bisa membenarkan keputusan tersebut. AFCON ini jadi ajang pembuktian Salah: “Apakah saya sudah habis, atau pelatih Liverpool yang salah pakai saya?”
3. Regenerasi Timnas Mesir: Omar Marmoush Effect
Sebelumnya, artikel di atas menyebut nama Omar Marmoush. Dalam data perkembangan pemain Bundesliga (tempat Marmoush bersinar sebelum 2025), dia adalah salah satu penyerang paling berbahaya. Kehadiran Marmoush yang sedang di puncak performa sebenarnya menguntungkan Salah.
Dulu, lawan Mesir cuma perlu “matikan Salah, matikan Mesir”. Sekarang, dengan adanya Marmoush dan Mostafa Mohamed yang semakin matang, beban Salah berkurang. Dia bisa bermain lebih ke tengah sebagai playmaker atau second striker, peran yang lebih cocok untuk pemain seusianya daripada harus lari naik-turun di sayap kanan. Pelatih Hossam Hassan harus memaksimalkan transformasi peran ini.
4. Nilai Pasar dan Masa Depan
Bukan rahasia lagi kalau Liga Arab Saudi (Saudi Pro League) sudah mengincar Salah sejak lama. Seandainya Salah tampil “gila” di AFCON 2025 dan membawa Mesir juara, nilai tawarnya akan tetap setinggi langit meskipun kontraknya di Liverpool bermasalah.
Ini adalah momen marketing terbaik. Jika dia juara, dia akan pergi dari Liverpool (jika dijual atau kontrak habis) sebagai Raja Afrika yang sah. Namun sebaliknya, jika dia gagal dan terus menjadi cadangan di Liverpool, akhir karirnya di Eropa mungkin akan terasa sedikit pahit.
5. Peta Kekuatan Grup
Grup Mesir (Zimbabwe, Afrika Selatan, Angola) terlihat mudah tapi tricky. Afrika Selatan punya skuad yang solid yang mayoritas bermain di liga lokal (Mamelodi Sundowns) sehingga chemistry mereka kuat. Angola sering jadi kuda hitam. Kemungkinan, absennya Salah di uji coba lawan Nigeria merupakan strategi tepat untuk menyembunyikan kondisi fisik aslinya dari calon lawan di fase grup.
Jadi, Gengs, nikmatilah aksi Mo Salah di Maroko nanti. Kita mungkin sedang menyaksikan babak akhir dari salah satu penyerang terbaik yang pernah benua Afrika miliki. Good luck, Mo!




