Abis Digebuk Napoli di Arab, Allegri Cuma Bilang Satu Hal ke Skuad Milan: Jangan Panik, Bestie!

Kiper Napoli, Vanja Milinkovic-Savic, menggagalkan peluang gelandang AC Milan, Ruben Loftus-Cheek

skorsepakbola – Kabar kurang sedap nih buat kalian para Milanisti. Niat hati pengen nambah koleksi trofi di lemari, eh malah pulang dengan tangan hampa. AC Milan harus rela melihat Napoli mengangkat piala Supercoppa Italiana setelah kalah 0-2 di Stadion Universitas King Saud, Riyadh, Arab Saudi, Jumat (19/12/2025) dini hari WIB.

Kekalahan ini jelas bikin mood fans Rossoneri jadi rungkad. Gimana enggak? Ini berarti Milan sudah “sedekah” dua trofi piala musim ini. Sebelumnya, mereka juga sudah angkat koper duluan dari Coppa Italia gara-gara kalah tipis 0-1 lawan Lazio. Jadi ya, bye-bye mimpi treble atau double winner piala domestik.

Akan tetapi, di tengah badai kritik yang mulai kencang, sang allenatore Massimiliano Allegri justru tampil dengan gaya khasnya: kalem banget. Doi ngasih pesan penting buat Rafael Leao dan kawan-kawan biar gak kena mental.

“Tetap Ilmu Padi, Jangan Panik!”

Jalan ceritanya begini, Gengs. Napoli memang tampil lebih efektif. Sebelum turun minum, David Neres sukses menghukum kelengahan bek Milan buat bikin skor 1-0. Belum sempat napas panjang, di babak kedua giliran Rasmus Hojlund yang menambah penderitaan Milan jadi 2-0.

Padahal kalau dilihat dari statistik penguasaan bola, Milan sebenarnya lebih dominan. Cuma ya itu, bola cuma diputer-puter doang alias “cantik tapi gak gigit”. Sebaliknya, Napoli mainnya sat-set, dapet peluang langsung gol. Menanggapi hal ini, Allegri gak mau timnya larut dalam kesedihan.

“Cuma ketenangan yang bisa bantu kita buat menuhin target finis di empat besar (Zona UCL). Oke, kita emang gagal di dua piala, tapi kita bener-benar harus move on ke jalur yang bener dan perbaiki kesalahan,” kata Allegri ke Sportmediaset.

Intinya, Allegri mau bilang: “Udah lupain piala, fokus kita sekarang nyamain duit di Liga Champions musim depan!”

Drama Taktik: 3-5-2 atau 4-4-2?

Di laga ini, ada satu hal yang jadi sorotan taktik. Allegri menurunkan formasi andalannya 3-5-2 dari awal. Namun, karena stuck dan Napoli makin agresif di sayap, dia sempat ubah jadi 4-4-2 di tengah laga. Waktu ditanya wartawan apakah bakal ganti formasi permanen ke empat bek, Allegri langsung membantah.

“Malam ini emang butuh penyesuaian. Tapi satu pertandingan gak boleh ngehapus kerja keras kita selama tiga bulan pake skema ini. Kita harus analisis semuanya dengan kepala dingin,” tegas Allegri.

Analisis: Kenapa Milan Bisa “Buntu”?

Kekalahan di Riyadh ini sebenarnya membuka “borok” lama Milan di bawah asuhan Allegri musim ini, sekaligus menunjukkan kenapa Napoli layak jadi juara. Yuk, kita bedah lebih dalam kenapa hasil ini bisa kejadian lewat poin-poin berikut:

1. Napoli Punya “Killer Instinct” Mengerikan

Kita harus kasih kredit buat Napoli. Duet lini depan mereka benar-benar jadi mimpi buruk. Rasmus Hojlund, yang makin matang sebagai striker No.9, menunjukkan kalau dia bukan cuma kuat fisik, tapi juga positioning-nya kelas dunia. Gol keduanya adalah bukti efektivitas.

Sementara itu, David Neres di sayap ngasih kecepatan yang gak bisa diimbangi sama wingback Milan yang naik terlalu tinggi. Data menunjukkan, Napoli di musim 2025 ini emang punya konversi gol (conversion rate) yang jauh lebih tinggi dibanding Milan. Mereka gak butuh 10 peluang buat bikin gol, cukup 2-3 peluang matang, dan boom! Masuk.

2. Masalah Klasik “Allegri-Ball”

Fans Milan pasti udah kenyang sama istilah “Allegri-Ball” atau filosofi Corto Muso (menang tipis). Masalahnya, filosofi ini butuh pertahanan yang super solid. Ketika lini belakang lengah sedikit aja (kayak gol pertama Neres), skema ini langsung berantakan.

Formasi 3-5-2 Allegri sebenarnya bagus buat menguasai lini tengah. Tapi, tanpa wingback yang eksplosif dan kreatif, Milan jadi miskin variasi serangan. Bola sering mandek di tengah atau dipaksa crossing yang gampang dipatahkan bek Napoli. Perubahan ke 4-4-2 di tengah laga menunjukkan kalau Allegri sebenarnya sadar taktik awalnya deadlock, tapi telat panas buat merespons.

3. Tekanan Finis 4 Besar: Hidup Mati Rossoneri

Kenapa Allegri ngotot banget ngomongin “ketenangan” dan “4 besar”? Jawabannya simpel, karena secara realistis, cuma itu yang menyelamatkan musim Milan. Kehilangan pendapatan dari Supercoppa dan Coppa Italia itu lumayan, tapi gagal masuk Liga Champions (UCL) musim depan bakal jadi bencana finansial.

Serie A musim 2025/2026 ini ketat banget. Ada Inter, Juventus, dan Napoli yang konsisten. Jika Milan mentalnya down gara-gara kekalahan di Arab ini, mereka bisa kepeleset di liga. Inilah kenapa Allegri pasang badan. Dia gak mau panik di ruang ganti merusak fokus pemain di sisa laga Serie A. Psikologis pemain lebih penting daripada meratapi piala yang udah melayang.

4. Tuah Arab Saudi yang Belum Berpihak

Fakta unik lainnya, main di Arab Saudi belakangan ini emang sering ngasih kejutan. Cuaca dan atmosfer yang beda sering bikin tim yang biasanya dominan di Italia jadi “masuk angin”. Napoli kelihatan lebih siap secara fisik dan adaptasi cuaca dibanding Milan yang kelihatan agak “berat” kakinya, terutama di babak kedua.

Kesimpulannya, Milan punya PR gede. Lini depan harus lebih tajam, dan Allegri harus buktiin kalau keputusannya bertahan di 3-5-2 itu bener di laga Serie A selanjutnya. Kalau enggak? Siap-siap aja tagar #AllegriOut bakal trending lagi di medsos! Tetap semangat, Milanisti!