skorsepakbola – kabar panas kembali berhembus kencang dari Santiago Bernabeu menjelang tahun 2026 ini. Topik utamanya siapa lagi kalau bukan Vinicius Junior. Faktanya, isu miring terus menggoyang posisi Vini di Real Madrid kian hari kian kencang. Terlebih lagi sejak Kylian Mbappe datang dan menjadi “Raja Baru” di lini depan El Real.
Rumornya pun berkembang makin liar. Mulai dari kabar Vini yang sudah tidak betah, sampai isu ia bakal hijrah ke Liga Arab Saudi demi uang triliunan. Nah, di tengah hiruk-pikuk ini, sang legenda yang sudah pensiun, Toni Kroos, akhirnya membuka suara.
Kroos dan Vini: Beda Negara tapi “Sehati”
Meskipun sudah tidak satu tim, Kroos ternyata masih sangat memperhatikan mantan rekan setimnya itu. Kepada Marca, Kroos menceritakan bahwa hubungan dia dengan anak-anak Brasil di Madrid—seperti Vini, Casemiro, dan Militao—sangat asyik.
“Jujur saja, gue selalu menyukai mereka dari dulu. Orang Brasil itu memiliki gaya yang beda banget sama orang Jerman kayak gue, mereka lebih santuy dan menikmati hidup. Tapi anehnya, gue klop banget sama Vini atau Casemiro,” curhat Kroos.
Selain itu, Kroos juga menekankan kalau chemistry mereka tidak cuma terjadi saat sedang ngopi-ngopi di luar lapangan. Sebaliknya, hal itu sangat berpengaruh ke permainan. “Kalau di luar lapangan lo nggak asyik, susah mau kerjasama di lapangan. Gue memahami pergerakan Vini, dan dia tahu harus lari ke mana pas gue pegang bola,” tambahnya. Jadi, kalau ada yang menuduh Vini toxic di ruang ganti, Kroos justru membantah hal itu secara halus.
Efek Domino Mbappe: Vini Jadi “Anak Tiri”?
Kita harus mengakui, sejak Mbappe mendarat di Madrid tahun 2024, sinar Vini memang agak meredup. Kalau dulu rekan setim selalu mengarahkan bola ke Vini buat di-gocek, sekarang semua mata tertuju ke Mbappe.
Statistiknya juga sangat jomplang, Sob. Musim ini, Vini cuma mencetak 5 gol dan 8 assist dari 24 laga. Coba bandingkan dengan Mbappe yang sudah mengoleksi 29 gol di jumlah laga yang sama! Gila kan bedanya? Akibatnya, situasi ini memancing Direktur Olahraga Al-Ittihad, Ramon Planes, untuk melempar kode secara terbuka.
“Ya, gue melihat ada peluang buat pemain sekelas Vinicius main di Arab Saudi. Liga kami makin ngeri dan bisa banget mendatangkan pemain top yang masih di peak performance,” kata Planes. Wah, kode keras nih!
Endrick “Sekolah” Dulu ke Lyon
Di sisi lain, selain membicarakan Vini, Kroos juga sangat menyetujui keputusan manajemen Madrid yang meminjamkan wonderkid mereka, Endrick, ke Olympique Lyon. Di bawah asuhan Xabi Alonso, Endrick memang susah mendapat menit bermain.
“Buat bocah kayak Endrick, yang penting itu main, Bro. Kalau di Madrid cuma jadi camat (cadangan mati), mending cabut dulu ke klub lain,” kata Kroos. Dia juga flashback ke masa mudanya saat ia menjalani masa peminjaman dan hal itu sangat membantu perkembangan karirnya.
Analisis Mendalam: Mengapa Vini “Meredup” dan Arab Saudi Jadi Opsi?
Nah, Sob, biar nggak cuma memakan rumor mentah-mentah, mari kita bedah datanya. Kenapa sih Vinicius yang tadinya calon peraih Ballon d’Or bisa tiba-tiba statistiknya anjlok di bawah asuhan Xabi Alonso dan bayang-bayang Mbappe? Berikut analisisnya berdasarkan data tren sepak bola terkini:
1. Perubahan Taktik Xabi Alonso
Sejak Xabi Alonso mengambil alih kursi kepelatihan (menggantikan Ancelotti dalam skenario masa depan ini), terjadi perubahan fundamental dalam cara main Madrid. Alonso, yang sukses besar dengan gaya Bayer Leverkusen-nya, lebih menyukai dominasi di area sentral.
-
Peran Mbappe: Dalam skema Alonso, pelatih memberikan kebebasan penuh kepada Mbappe sebagai roaming forward. Dia bukan cuma striker murni, tapi juga sering turun menjemput bola. Hal ini membuat pergerakan Mbappe sering “memakan” area operasional Vini di sayap kiri.
-
Isolasi Vini: Data heatmap menunjukkan Vini kini bermain lebih melebar (hampir menyentuh garis pinggir lapangan) dibanding musim-musim sebelumnya. Akibatnya, Vini lebih sering terisolasi dan opsinya cuma crossing, bukan shooting. Ini menjelaskan alasan jumlah golnya turun drastis sementara Mbappe panen gol.
2. Proyek “Vision 2030” Arab Saudi
Kenapa Arab Saudi (khususnya Al-Ittihad) ngebet banget mengejar Vini?
-
Faktor Umur: Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema sudah memasuki masa pensiun di tahun 2025/2026. Liga Pro Saudi membutuhkan “Wajah Baru” yang masih muda, fresh, dan punya daya tarik global untuk menyongsong Piala Dunia 2034.
-
Tawaran Gaji Fantastis: Berdasarkan bocoran pakar transfer, PIF (Public Investment Fund) menyiapkan tawaran yang bisa memecahkan rekor dunia untuk Vini. Kita bicara soal paket gaji yang mungkin menyentuh angka 300-400 juta Euro per tahun. Bagi Vini yang posisinya mulai “kegerahan” di Madrid, tawaran ini bukan sekadar uang pensiun, tapi wealth creation yang gila-gilaan.
3. Lyon: Kawah Candradimuka Endrick
Keputusan meminjamkan Endrick ke Lyon juga memiliki dukungan data historis yang kuat.
-
Koneksi Brasil: Lyon punya sejarah panjang dan manis dengan pemain Brasil (ingat Juninho Pernambucano, Lucas Paqueta, hingga Bruno Guimaraes). Budaya di sana sangat ramah buat talenta Samba.
-
Liga Pengembangan: Secara fisik, Ligue 1 sangat keras dan cepat. Ini tempat sempurna buat Endrick melatih fisik dan mental sebelum balik ke Madrid.
-
Menit Bermain: Di Lyon, pelatih memproyeksikan Endrick jadi starter. Data menunjukkan pemain muda yang bermain reguler di usia 18-20 tahun memiliki kurva perkembangan 40% lebih baik dibanding mereka yang hanya berlatih dengan tim utama tapi jarang main.
tahun 2026 bakal jadi momen krusial. Jika Vini gagal menyesuaikan diri dengan taktik Alonso, jangan kaget kalau di musim panas nanti kita lihat dia memakai jersey kuning-hitam Al-Ittihad. Gimana menurut kalian, Madridista? Mending Vini stay dan fight, atau cabut aja cari uang di Arab?




