Ditahan Imbang Fiorentina, Thiago Motta Sesalkan Juventus Tak Punya Mental Kill The Game

Thiago Motta

skorsepakbola Pertandingan sengit antara Juventus dan Fiorentina di Serie A berakhir dengan skor imbang 2-2. Hasil ini memicu pernyataan menarik dari pelatih Bologna, Thiago Motta, yang menyebut Juventus tidak memiliki mental “kill the game” yang diperlukan untuk memenangkan laga-laga penting. Kritik ini muncul setelah Si Nyonya Tua gagal memanfaatkan keunggulan dua gol mereka, memberikan ruang bagi Fiorentina untuk bangkit dan menyamakan kedudukan.

Jalannya Pertandingan

Juventus memulai pertandingan dengan penuh percaya diri. Mereka mendominasi permainan sejak menit pertama, mengontrol penguasaan bola, dan menciptakan sejumlah peluang berbahaya. Gol pertama lahir melalui aksi brilian Dusan Vlahovic, yang memanfaatkan umpan terukur dari Filip Kostić. Gol ini menjadi pertanda awal yang positif.

Tidak lama berselang, Federico Chiesa menggandakan keunggulan Juventus dengan tendangan keras dari luar kotak penalti. Skor 2-0 tampak memberikan keunggulan nyaman bagi tim asuhan Massimiliano Allegri. Namun, situasi berubah drastis setelah jeda.

Fiorentina yang diasuh oleh Vincenzo Italiano keluar dengan energi baru di babak kedua. Mereka berhasil mencetak gol balasan melalui Giacomo Bonaventura, yang memanfaatkan kelengahan pertahanan. Gol penyeimbang datang tak lama kemudian melalui tendangan penalti Lucas Jovic, menyegel hasil imbang yang mengecewakan bagi para penggemar Juventus.

fiorentina vs juventus

Thiago Motta: Juventus Kurang Mental “Kill The Game”

Setelah pertandingan, Thiago Motta, yang sedang diwawancarai oleh media lokal, memberikan pandangannya tentang kelemahan Juventus dalam pertandingan ini. Ia menyatakan bahwa tim seperti Juventus harus memiliki kemampuan untuk mengunci kemenangan ketika berada dalam posisi unggul.

“Tim besar seperti Juventus seharusnya tahu bagaimana menyelesaikan pertandingan. Ketika Anda unggul dua gol, itu adalah momen untuk membunuh permainan, bukan memberikan peluang kepada lawan untuk bangkit,” ujar Motta.

Pernyataan Motta mencerminkan masalah yang sering terlihat pada Juventus musim ini. Meski memiliki skuad berbakat, mereka kerap kehilangan fokus di momen-momen krusial, memungkinkan lawan untuk mengeksploitasi celah di lini pertahanan mereka.

Masalah di Lini Pertahanan

Salah satu faktor utama dibalik hasil imbang ini adalah penurunan performa lini pertahanan di babak kedua. Leonardo Bonucci dan Gleison Bremer, yang biasanya tampil solid, tampak kewalahan menghadapi intensitas serangan Fiorentina. Kurangnya koordinasi antara bek tengah dan kiper Wojciech Szczęsny juga menjadi sorotan.

Juventus tampaknya kurang siap menghadapi perubahan taktik yang diterapkan Italiano setelah jeda. Fiorentina meningkatkan tempo permainan dan memanfaatkan kelemahan di sisi sayap Juventus, terutama melalui pergerakan cerdas dari Nico González.

Kurangnya Kreativitas di Lini Tengah

Selain masalah di lini pertahanan, Juventus juga menunjukkan kurangnya kreativitas di lini tengah. Manuel Locatelli dan Adrien Rabiot gagal memberikan umpan-umpan progresif yang dibutuhkan untuk menjaga tekanan terhadap Fiorentina. Hal ini membuat Juventus kehilangan momentum, memungkinkan lawan untuk menguasai pertandingan di babak kedua.

Thiago Motta juga menyoroti aspek ini dalam komentarnya. “Jika lini tengah Anda tidak mampu mengontrol permainan, Anda memberi peluang kepada lawan untuk mendikte tempo. Juventus harus lebih baik dalam aspek ini,” tambah Motta.

Baca Juga:

Manchester City Krisis Berlanjut, Haaland Gagal Eksekusi Penalti

Juventus Tolak Rashford, Lebih Minat pada Joshua Zirkzee

Reaksi Allegri

Massimiliano Allegri, pelatih Juventus, mengakui bahwa timnya kehilangan fokus di babak kedua. Dalam konferensi pers setelah pertandingan, ia mengatakan, “Kami memulai dengan sangat baik, tetapi kehilangan intensitas di babak kedua. Ini adalah sesuatu yang harus kami perbaiki jika ingin tetap bersaing di papan atas.”

Namun, Allegri juga memuji Fiorentina atas upaya mereka. “Fiorentina bermain sangat baik di babak kedua. Mereka pantas mendapatkan hasil ini. Kami harus belajar dari pertandingan ini dan memastikan bahwa kami tidak mengulang kesalahan yang sama,” katanya.

Performa Individu yang Menonjol

Meski hasilnya mengecewakan, beberapa pemain Juventus tetap menunjukkan performa individu yang layak diapresiasi. Dusan Vlahovic, misalnya, kembali membuktikan bahwa ia adalah salah satu penyerang terbaik di Serie A dengan gol brilian yang dicetaknya. Federico Chiesa juga tampil impresif, menunjukkan ketajamannya setelah kembali dari cedera panjang.

Di sisi lain, Fiorentina memiliki Giacomo Bonaventura sebagai pahlawan mereka. Gelandang veteran ini tidak hanya mencetak gol penting tetapi juga memimpin serangan Fiorentina dengan visi dan pengalaman yang luar biasa. Penampilan Lucas Jovic sebagai eksekutor penalti juga patut diapresiasi, mengingat tekanan besar di momen tersebut.

Apa Selanjutnya untuk Juventus?

Hasil ini meninggalkan pekerjaan rumah besar bagi Juventus. Jika mereka ingin tetap bersaing dalam perebutan gelar, mereka harus memperbaiki masalah yang ada, terutama dalam hal mentalitas dan konsistensi. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil Allegri untuk memperbaiki performa tim:

  • Peningkatan Fokus di Lini Belakang

Juventus perlu bekerja lebih keras untuk memperkuat koordinasi di lini pertahanan, terutama dalam situasi bola mati dan transisi cepat.

  • Meningkatkan Kreativitas di Lini Tengah

Memberikan lebih banyak waktu bermain kepada pemain kreatif seperti Fabio Miretti atau Nicolo Fagioli dapat menjadi solusi untuk meningkatkan dinamika lini tengah.

  • Rotasi Pemain yang Lebih Efektif

Dengan jadwal padat, Allegri perlu merotasi skuadnya dengan lebih baik untuk menjaga kebugaran dan performa pemain.

  • Mentalitas Menyelesaikan Pertandingan

Tim pelatih harus menanamkan mentalitas “kill the game” kepada para pemain, memastikan bahwa mereka tetap fokus hingga peluit akhir dibunyikan.

Pada berita sepak bola har ini, hasil imbang melawan Fiorentina menunjukkan bahwa Juventus masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai konsistensi yang dibutuhkan tim besar. Kritik dari Thiago Motta tentang kurangnya mental “kill the game” memberikan gambaran yang jelas tentang masalah yang dihadapi Si Nyonya Tua.

Namun, dengan skuad yang berbakat dan pengalaman Allegri sebagai pelatih, Juventus memiliki semua yang mereka butuhkan untuk bangkit kembali. Pertandingan ini harus menjadi pelajaran berharga bagi mereka untuk tidak meremehkan lawan dan menjaga fokus hingga akhir. Jika mereka dapat memperbaiki kelemahan ini, Juventus masih memiliki peluang besar untuk bersaing memperebutkan gelar musim ini.

Dr. Arjuna Pratama memulai karirnya sebagai penulis sejak masih di bangku kuliah. Dengan gaya penulisan yang memadukan keindahan bahasa dan kedalaman emosi, karya-karyanya selalu berhasil menyentuh hati para pembaca.