Jay Idzes Tersandung Handball, Venezia Gagal Menang Atas Torino

Jay Idzes Tersandung Handball, Venezia Gagal Menang Atas Torino

skorsepakbola.com  –  Jay Idzes Tersandung Handball, Venezia Gagal Menang Atas Torino, Venezia harus puas berbagi poin dengan Torino setelah pertandingan sengit yang berakhir imbang 1-1 di Stadio Pier Luigi Penzo, Minggu malam waktu setempat. Laga Serie A ini diwarnai kontroversi, terutama karena handball yang dilakukan oleh bek andalan mereka, Jay Idzes, yang berujung pada penalti untuk tim tamu. Keputusan ini tak hanya mengubah jalannya pertandingan, tetapi juga membuat peluang Venezia untuk menjauh dari zona degradasi kembali terancam.

Venezia Unggul Lebih Dulu

Sejak peluit pertama dibunyikan, Venezia langsung mengambil inisiatif serangan. Bermain di kandang sendiri, anak asuh Paolo Vanoli tampil percaya diri dan mampu menekan lini pertahanan Torino. Usaha mereka membuahkan hasil pada menit ke-23 lewat gol spektakuler dari Joel Pohjanpalo. Penyerang asal Finlandia itu memanfaatkan umpan silang dari Gianluca Busio dan menanduk bola tanpa mampu dihalau kiper Torino, Vanja Milinković-Savić.

Gol ini membuat publik tuan rumah bersorak, sekaligus menjadi suntikan semangat bagi tim yang tengah berjuang mempertahankan posisi di papan tengah klasemen. Namun keunggulan tersebut tidak bertahan lama. Torino perlahan mulai menguasai bola dan membangun serangan balik berbahaya.

https://skorsepakbola.com/

Insiden Handball Jay Idzes

Pada menit ke-67, petaka datang untuk Venezia. Saat Torino sedang menyerang melalui skema bola mati, sebuah umpan lambung mengarah ke kotak penalti Venezia. Jay Idzes yang berusaha menghalau bola dengan lompatan justru terlihat menyentuh bola dengan tangan kanannya. Awalnya wasit tidak melihat pelanggaran, tetapi VAR kemudian memanggilnya untuk meninjau ulang insiden tersebut.

Setelah memeriksa tayangan ulang, wasit memutuskan memberikan penalti untuk Torino. Keputusan ini langsung memicu protes keras dari para pemain Venezia, termasuk Idzes sendiri yang merasa tangan dalam posisi natural karena mencoba menjaga keseimbangan saat melompat. Namun wasit bergeming. Penalti tetap diberikan.

Antonio Sanabria, penyerang utama Torino, maju sebagai eksekutor. Dengan tenang, ia mengecoh kiper Jesse Joronen dan mengarahkan bola ke pojok kiri bawah. Skor berubah menjadi 1-1. Stadion mendadak sunyi, sementara pemain Torino merayakan gol penyama kedudukan mereka.

Performa Jay Idzes Dipertanyakan

Handball ini menjadi sorotan utama pasca-pertandingan.  Jay Idzes,  yang sebelumnya tampil solid di lini belakang, mulai mendapatkan kritik tajam dari sejumlah pengamat dan pendukung Venezia. Meski dalam banyak momen ia mampu mematahkan serangan Torino dengan tekel dan intercept penting, satu kesalahan itu cukup untuk membuyarkan kemenangan yang sudah di depan mata.

Pelatih Paolo Vanoli membela anak asuhnya dalam konferensi pers usai pertandingan. “Idzes sudah bermain sangat baik sepanjang pertandingan. Handball itu bukan sesuatu yang disengaja. Dia hanya berusaha melompat dan mengantisipasi bola. Saya rasa itu keputusan yang keras,” ujar Vanoli.

Namun demikian, beberapa analis menilai Idzes seharusnya lebih berhati-hati dalam mengantisipasi bola lambung, apalagi di area krusial seperti kotak penalti. “Dia seharusnya bisa menarik tangan ke belakang atau memposisikan tubuh lebih baik. Dalam sepak bola modern, pemain harus paham risiko posisi tangan mereka,” kata Marco Rossi, komentator sepak bola Italia.

Kehilangan Dua Poin Berharga

Hasil imbang ini terasa pahit bagi Venezia. Tambahan satu poin membuat mereka tetap berada di peringkat ke-13 dengan 39 poin, hanya unggul lima poin dari zona degradasi dengan empat pertandingan tersisa. Sementara itu, Torino tetap bertahan di posisi kesembilan dengan 47 poin.

“Kami kehilangan dua poin, bukan mendapatkan satu,” kata kapten Venezia, Mattia Caldara. “Kami mendominasi di babak pertama, menciptakan banyak peluang. Tapi kesalahan kecil menghukum kami. Kami harus belajar dan tidak mengulanginya.”

Pelatih Vanoli juga menekankan pentingnya menjaga fokus di menit-menit krusial. “Ini pelajaran bagi kami. Satu kesalahan bisa mengubah segalanya. Kami harus lebih dewasa dalam mengelola keunggulan,” ujarnya.

Statistik Menunjukkan Keseimbangan

Meski kecewa, Venezia boleh dibilang tidak sepenuhnya mendominasi. Statistik menunjukkan Torino justru lebih banyak menguasai bola dengan 54% penguasaan, serta melepaskan 13 tembakan, meski hanya 4 yang tepat sasaran. Sementara Venezia memiliki 9 tembakan dengan 3 diantaranya mengarah ke gawang.

Pertahanan Venezia yang dikomandoi Jay Idzes dan Mattia Caldara sebenarnya tampil cukup solid, memblok beberapa peluang berbahaya dari Torino. Namun sayangnya, insiden handball itu menjadi satu-satunya momen fatal yang harus dibayar mahal.

Reaksi Jay Idzes

Usai pertandingan, Jay Idzes turut angkat bicara melalui akun media sosial pribadinya. Ia mengakui kecewa dengan keputusan penalti tersebut, tetapi tetap menghormati keputusan wasit. “Saya merasa tangan saya dalam posisi alami. Tidak ada niatan untuk menyentuh bola. Namun saya menghormati keputusan wasit. Saya mohon maaf kepada rekan-rekan dan fans atas hasil ini. Kita akan bangkit di laga berikutnya,” tulisnya.

Pernyataan Idzes mendapat dukungan dari sebagian fans yang memahami bahwa insiden tersebut bukanlah kesalahan yang disengaja. Namun, tak sedikit pula yang berharap ia lebih berhati-hati mengingat posisi Venezia yang belum sepenuhnya aman dari ancaman degradasi.

Laga-Laga Penentu di Depan Mata

Hasil imbang ini membuat laga-laga sisa Venezia menjadi semakin penting. Mereka masih harus menghadapi beberapa tim tangguh, termasuk Lazio dan Fiorentina. Jika gagal meraih kemenangan di laga-laga tersebut, posisi mereka di Serie A bisa terancam.

“Tidak ada ruang untuk kesalahan lagi,” kata Vanoli. “Kami harus tampil seperti di babak pertama hari ini, dengan determinasi dan keberanian. Semua pemain harus siap berjuang hingga peluit akhir.”

Jay Idzes juga bertekad menebus kesalahannya. Bek berdarah Belanda ini mengaku siap memberikan segalanya di sisa musim. “Saya akan bekerja lebih keras lagi. Kami semua tahu pentingnya pertandingan-pertandingan ke depan. Kami tidak akan menyerah,” ujarnya dalam wawancara singkat dengan media lokal.

Insiden handball Jay Idzes menjadi catatan penting dalam perjalanan Venezia musim ini. Dalam sepak bola, satu momen bisa menentukan hasil akhir, dan itulah yang terjadi di Pier Luigi Penzo malam itu. Meski kecewa, Venezia harus segera move on dan fokus pada laga berikutnya jika ingin mengamankan tempat mereka di Serie A musim depan.

Para pendukung tentu berharap Jay Idzes dan rekan-rekannya bisa belajar dari insiden ini, memperbaiki kesalahan, dan menunjukkan ketangguhan di lapangan. Serie A masih menyisakan beberapa laga yang bisa menjadi penentu nasib mereka—apakah bertahan di kasta tertinggi, atau harus kembali berjuang di Serie B musim depan.

 

Dr. Arjuna Pratama memulai karirnya sebagai penulis sejak masih di bangku kuliah. Dengan gaya penulisan yang memadukan keindahan bahasa dan kedalaman emosi, karya-karyanya selalu berhasil menyentuh hati para pembaca.