skorsepakbola – Arsenal kembali merasakan pahitnya gagal meraih kemenangan di tanah Italia. Dalam pertandingan Liga Champions melawan Inter Milan di San Siro, The Gunners harus pulang dengan tangan hampa setelah kalah 2-1. Kekalahan ini menambah panjang rekor buruk Arsenal saat bertandang ke markas tim Italia, sebuah “kutukan” yang seolah sulit dipecahkan.
Meski datang dengan kepercayaan diri tinggi setelah serangkaian hasil positif di kompetisi domestik, pasukan Mikel Arteta kembali menemukan tembok besar yang sulit mereka tembus. Laga ini tidak hanya memperpanjang mimpi buruk Arsenal di Italia, tetapi juga menjadi bahan evaluasi bagi Arteta dan timnya.
Babak Pertama: Arsenal Mulai dengan Agresif
Arsenal memulai pertandingan dengan penuh semangat. Bukayo Saka, Gabriel Jesus, dan Martin Ødegaard menjadi trio andalan di lini depan, sementara Declan Rice dan Thomas Partey mengendalikan lini tengah. Dengan penguasaan bola yang dominan, Arsenal menciptakan beberapa peluang di 15 menit pertama, tetapi solidnya pertahanan Inter Milan membuat mereka kesulitan untuk mencetak gol.
Inter Milan, di sisi lain, bermain lebih sabar. Simone Inzaghi memilih pendekatan defensif sambil mengandalkan serangan balik cepat melalui Lautaro Martinez dan Federico Dimarco. Strategi ini terbukti efektif pada menit ke-28 ketika Lautaro berhasil memanfaatkan kelengahan lini belakang Arsenal dan mencetak gol pembuka untuk Inter Milan. Gol ini memanfaatkan umpan terukur dari Hakan Çalhanoğlu yang membelah pertahanan Arsenal.
Gol tersebut membuat Arsenal meningkatkan intensitas serangan. Pada menit ke-39, Arsenal sempat memiliki peluang emas melalui Gabriel Jesus yang tinggal berhadapan dengan kiper Yann Sommer. Namun, Sommer melakukan penyelamatan gemilang yang menggagalkan peluang tersebut. Babak pertama pun berakhir dengan keunggulan 1-0 untuk Inter Milan.
Babak Kedua: Arsenal Berjuang, Inter Bertahan
Memasuki babak kedua, Arsenal mencoba meningkatkan tekanan. Mikel Arteta memasukkan Leandro Trossard untuk menambah kreativitas di lini depan. Serangan demi serangan dilancarkan, tetapi pertahanan Inter Milan yang digawangi oleh Alessandro Bastoni dan Stefan de Vrij begitu disiplin dan sulit ditembus.
Namun, pada menit ke-60, Arsenal akhirnya berhasil menyamakan kedudukan melalui gol dari Bukayo Saka. berita bola Berawal dari umpan silang Trossard, Saka melepaskan tembakan keras yang tidak mampu dihalau oleh Yann Sommer. Skor 1-1 membuat Arsenal semakin percaya diri untuk membalikkan keadaan.
Sayangnya, hanya berselang 10 menit, Inter Milan kembali unggul melalui gol kedua Lautaro Martinez. Kali ini, gol tercipta dari situasi bola mati yang dieksekusi dengan sempurna oleh Çalhanoğlu. Lautaro yang tak terkawal di kotak penalti berhasil menyundul bola ke pojok gawang, membuat Aaron Ramsdale tak berdaya.
Arsenal terus mencoba menyerang hingga menit terakhir pertandingan, tetapi pertahanan Inter Milan yang solid membuat mereka gagal menciptakan peluang berarti. Laga pun berakhir dengan kemenangan 2-1 untuk Inter Milan.
Baca Juga :
- Manchester United Ditahan Imbang Chelsea, Ruud van Nistelrooy
- Andai Sporting Lisbon Kalahkan Manchester City
Kutukan Arsenal di Italia
Hasil ini semakin menegaskan kesulitan Arsenal saat bermain di markas tim Italia. Dalam sejarahnya, Arsenal memiliki rekor buruk ketika bertandang ke Italia, baik di Liga Champions maupun Liga Europa. Kekalahan dari Inter Milan ini menambah panjang daftar hasil mengecewakan, termasuk kekalahan dari Napoli, AC Milan, dan Juventus di masa lalu.
Mikel Arteta mengakui bahwa kutukan ini sulit dijelaskan. “Kami telah mempersiapkan segalanya untuk pertandingan ini, tetapi lagi-lagi kami gagal meraih hasil yang diinginkan di Italia. Ini menjadi tantangan besar bagi kami untuk bisa mematahkan kutukan ini di masa depan,” kata Arteta dalam konferensi pers usai pertandingan.
Kekuatan Pertahanan Inter Milan
Salah satu alasan utama Arsenal gagal meraih kemenangan adalah solidnya lini belakang Inter Milan. Alessandro Bastoni dan Stefan de Vrij tampil luar biasa dalam mengawal lini pertahanan. Mereka tidak hanya sukses menghentikan serangan Arsenal, tetapi juga berperan dalam membangun serangan dari belakang.
Simone Inzaghi memuji kerja keras para pemainnya, terutama di lini belakang. “Bastoni dan De Vrij adalah tembok besar bagi kami. Mereka bermain dengan hati dan memberikan segalanya untuk memastikan kemenangan ini,” ujar Inzaghi.
Kiper Yann Sommer juga menjadi pahlawan dengan beberapa penyelamatan krusial yang menggagalkan peluang emas Arsenal. Performa lini belakang Inter Milan menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan mereka dalam pertandingan ini.
Apa yang Salah dengan Arsenal?
Meski mendominasi penguasaan bola, Arsenal terlihat kesulitan dalam menyelesaikan peluang di depan gawang. Gabriel Jesus, yang biasanya tajam, tampak kurang efektif dalam memanfaatkan peluang yang didapatkan. Selain itu, keputusan Mikel Arteta untuk bermain dengan gaya menyerang penuh justru membuat Arsenal rentan terhadap serangan balik cepat Inter Milan.
Arteta juga menyoroti kurangnya konsistensi dalam mengambil keputusan di lini depan. “Kami menciptakan banyak peluang, tetapi penyelesaian akhir kami tidak cukup baik. Ini adalah sesuatu yang harus kami perbaiki segera,” tambahnya.
Dampak Kekalahan Bagi Arsenal
Kekalahan ini menjadi pukulan bagi Arsenal yang kini harus berjuang lebih keras untuk memastikan lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Dengan hanya dua pertandingan tersisa, Arsenal membutuhkan kemenangan di laga berikutnya untuk menjaga peluang mereka tetap hidup.
Kekalahan ini juga bisa mempengaruhi mental para pemain, terutama setelah rentetan hasil positif di liga domestik. Arteta harus bekerja ekstra untuk memotivasi timnya agar tetap fokus dan bangkit dari kekalahan ini.
Bagi Inter Milan, kemenangan ini semakin mempertegas posisi mereka sebagai salah satu penantang serius di Liga Champions musim ini. Dengan kombinasi pertahanan kokoh, serangan balik yang mematikan, dan pengalaman bermain di level tertinggi, Inter menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang sulit dikalahkan.