skorsepakbola – Dalam laga yang semula diharapkan menjadi ajang pemanasan menyenangkan bagi Manchester United, hasil mengejutkan justru terjadi. Klub raksasa Inggris itu dipermalukan oleh tim ASEAN All Stars dengan skor 2-1 dalam laga persahabatan yang digelar di Stadion Nasional Bukit Jalil, Malaysia, akhir pekan lalu.
Kekalahan ini langsung memicu gelombang kritik dari penggemar dan pengamat sepak bola, yang mempertanyakan kesiapan serta arah pengembangan tim di bawah pelatih Erik ten Hag. Bahkan, sebagian besar fans Setan Merah yang hadir di stadion tampak kecewa berat — beberapa di antaranya mulai meninggalkan tribun saat pertandingan belum berakhir.
Di tengah sorotan tajam tersebut, muncul komentar dari pelatih Sporting CP asal Portugal, Ruben Amorim, yang kebetulan sedang berada di Asia Tenggara dalam rangka kunjungan pramusim klubnya. Meski tidak terlibat langsung dalam pertandingan tersebut, komentarnya menjadi sorotan karena dikaitkan dengan rumor dirinya sebagai kandidat pelatih baru Manchester United.
Manchester United: Raksasa yang Lesu
Sejak menit awal, permainan Manchester United terlihat lamban dan tidak terkoordinasi. Meski menurunkan sejumlah pemain utama seperti Bruno Fernandes, Casemiro, dan Marcus Rashford, tim asuhan Erik ten Hag kesulitan membongkar pertahanan solid ASEAN All Stars yang dikapteni Chanathip Songkrasin asal Thailand.
Lini belakang Manchester United juga tampil rapuh. Gol pertama ASEAN All Stars tercipta melalui serangan balik cepat yang di selesaikan dengan sempurna oleh penyerang asal Vietnam, Nguyen Tien Linh, di menit ke-29. Gol kedua datang di babak kedua lewat skema bola mati yang gagal di antisipasi oleh lini pertahanan Manchester United.
Setan Merah hanya mampu membalas satu gol melalui tendangan bebas Bruno Fernandes di menit ke-83. Namun, gol tersebut tidak cukup menyelamatkan harga diri klub dari kekalahan memalukan yang menjadi pembicaraan hangat di media sosial dan media Inggris.
Ruben Amorim: “Ini Tentang Respek dan Mentalitas”
Ruben Amorim, yang di mintai pendapatnya oleh jurnalis Portugal yang meliput turnya di Asia, memberikan komentar singkat namun tajam tentang kekalahan Manchester United tersebut.
“Dalam sepak bola modern, tidak ada lagi lawan yang bisa di anggap remeh. Ketika Anda mengenakan seragam klub sebesar Manchester United, Anda tidak hanya membawa nama, tetapi juga ekspektasi global. Kekalahan seperti ini bukan soal taktik semata, tapi soal respek dan mentalitas.”
Komentar Amorim langsung menjadi viral karena banyak pihak menilai ucapannya mengandung pesan tersirat tentang kondisi mental para pemain Manchester United saat ini. Apalagi, Ruben Amorim di kenal sebagai pelatih yang sangat menekankan aspek karakter, disiplin, dan determinasi dalam setiap tim yang ia latih.
Kritik terhadap Ten Hag Meningkat
Usai pertandingan, tekanan terhadap pelatih Erik ten Hag kembali meningkat. Meski telah membawa Manchester United menjuarai Piala FA musim lalu, performa tim di liga dan kompetisi Eropa di anggap inkonsisten, bahkan cenderung stagnan.
Banyak pengamat menilai bahwa Manchester United di bawah Ten Hag masih belum memiliki identitas permainan yang jelas. Selain itu, beberapa keputusan transfer dan rotasi pemain di nilai keliru, seperti kepercayaan berlebih pada Antony dan ketidakkonsistenan dalam menggunakan pemain muda seperti Kobbie Mainoo dan Alejandro Garnacho.
Kini, setelah kekalahan dari tim ASEAN yang di atas kertas jauh di bawah level Manchester United, suara-suara untuk mengganti manajer kembali bergema. Dan nama Ruben Amorim, yang sebelumnya sudah santer di kaitkan dengan Old Trafford, kembali naik ke permukaan.
Baca Juga :
- Eksistensi dan Transformasi Ricky Kambuaya di Timnas Indonesia
- Begini Reaksi Mason Mount Melihat Fans Manchester United di Asia Tenggara
Ruben Amorim dan Rumor ke Manchester United
Meski saat ini masih terikat kontrak dengan Sporting CP, Ruben Amorim telah lama masuk radar klub-klub besar Eropa berkat kesuksesannya mengantarkan Sporting juara Liga Portugal serta membangun tim dengan filosofi permainan modern.
Beberapa media Inggris melaporkan bahwa Amorim telah bertemu secara informal dengan perwakilan United beberapa bulan lalu, meskipun kabar ini belum di konfirmasi oleh pihak klub maupun pelatih itu sendiri.
Ketika di tanya soal kemungkinan melatih di Premier League, Amorim hanya menjawab diplomatis:
“Saya sangat fokus pada proyek di Sporting. Namun dalam sepak bola, pintu selalu terbuka. Yang terpenting adalah komitmen dan kepercayaan dari kedua belah pihak.”
Sikap profesional ini semakin memicu spekulasi bahwa Amorim hanya menunggu momen yang tepat. Terlebih jika Manchester United benar-benar memutuskan untuk mengganti pelatih.
Apa yang Bisa Ditawarkan Amorim untuk Manchester United?
Ruben Amorim di kenal dengan sistem permainan 3-4-3 atau 3-4-2-1 yang fleksibel dan berorientasi pada tekanan tinggi. Ia juga sangat efektif dalam mengembangkan pemain muda — sesuatu yang sangat di butuhkan United dalam fase transisi saat ini.
Selain itu, Amorim memiliki karisma dan pendekatan kepelatihan yang menekankan kerja sama tim, bukan hanya mengandalkan nama besar pemain. Ini sangat relevan untuk ruang ganti United yang kerap di gambarkan memiliki masalah ego dan kurangnya kepemimpinan.
Jika benar ia di datangkan, Ruben Amorim bisa menjadi sosok yang membangun ulang fondasi klub — bukan dengan cara revolusi instan. Tapi lewat proses yang terstruktur dan konsisten.
Sebuah Tamparan Keras
Kekalahan dari ASEAN All Stars adalah tamparan keras bagi Manchester United. Ini bukan hanya soal hasil, tapi juga cerminan dari kurangnya semangat, kedisiplinan, dan arah permainan yang jelas. Kritik bukan hanya datang dari media atau penggemar. Tetapi juga dari figur sepak bola Eropa seperti Ruben Amorim yang menyoroti aspek paling fundamental dari sepak bola. Mentalitas dan respek.
Bagi United, ini mungkin hanya laga pramusim. Tapi bagi para penggemar dan pengamat, ini adalah sinyal bahwa perubahan besar mungkin sudah tidak bisa di hindari. Dan Ruben Amorim — dengan filosofi, karakter, dan rekam jejaknya — bisa jadi adalah bagian penting dari solusi itu.