Manchester United Sudah Tahu Akan Menderita Saat Melawan Brentford

Manchester United Sudah Tahu Akan Menderita Saat Melawan Brentford

skorsepakbola.com   –  Manchester United akhirnya harus puas hanya membawa pulang satu poin setelah ditahan imbang Brentford 1-1 di laga lanjutan Premier League pekan ke-30. Hasil ini terasa pahit bagi pasukan Erik ten Hag, bukan hanya karena kehilangan dua poin di detik-detik akhir, tetapi juga karena mereka harus bersusah payah menghadapi tekanan tanpa henti dari tuan rumah. Namun, menariknya, Ten Hag justru mengatakan bahwa mereka sudah tahu akan menderita dalam laga ini.

Komentar sang manajer seolah menjadi cerminan dari apa yang terjadi di atas lapangan. Brentford tampil penuh energi, agresif, dan berani, sementara Manchester United tampak kesulitan mengimbangi intensitas permainan lawan. Bagaimana sebenarnya jalannya pertandingan dan apa yang membuat Setan Merah harus “menderita” seperti yang sudah diperkirakan?

https://skorsepakbola.com/

Babak Pertama: Brentford Langsung Menekan

Pertandingan baru berjalan beberapa menit, Brentford sudah menunjukkan niat mereka. Ivan Toney, sang ujung tombak andalan, memimpin pressing ketat sejak garis pertahanan pertama. Manchester United tampak gugup menghadapi tekanan ini, terutama di sektor bek tengah yang diisi oleh Harry Maguire dan Raphael Varane.

Peluang pertama Brentford datang di menit ke-7 melalui sepakan Bryan Mbeumo yang memanfaatkan umpan silang Toney. Untungnya, Andre Onana masih sigap menepis bola. Brentford kembali mengancam lewat skema bola mati, dengan sundulan Pinnock yang hanya melenceng tipis di menit ke-15.

Manchester United mencoba keluar dari tekanan melalui serangan balik cepat. Marcus Rashford dan Alejandro Garnacho beberapa kali melakukan penetrasi di sisi sayap, tetapi penyelesaian akhir mereka kerap terburu-buru. Bruno Fernandes pun terlihat frustrasi karena kurangnya opsi di lini tengah saat Manchester United mencoba membangun serangan.

Brentford mendominasi babak pertama dengan 9 tembakan, sementara Manchester United hanya mampu melepas 2 tembakan tanpa ada yang tepat sasaran. Statistik ini menjadi bukti dominasi tuan rumah, meski skor tetap 0-0 hingga turun minum.

Ten Hag: “Kami Tahu Ini Akan Sulit”

Dalam wawancara jeda babak pertama, Erik ten Hag mengakui bahwa Brentford bermain seperti yang sudah mereka prediksi.

“Kami tahu Brentford akan menekan, bermain agresif, memanfaatkan bola kedua. Ini bukan kejutan. Kami harus lebih tenang dan klinis saat mendapat peluang,” ungkapnya.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa Manchester United datang ke Brentford Community Stadium dengan pemahaman penuh soal gaya main lawan. Namun, mengetahui tantangan tidak berarti bisa mengatasinya dengan mudah—itulah yang terjadi malam itu.

Babak Kedua: Drama Semakin Intens

Memasuki babak kedua, Manchester United mencoba mengontrol tempo dengan lebih sabar. Casemiro   turun lebih dalam untuk membantu build-up, sementara Bruno berusaha membuka ruang di lini depan. Tetapi Brentford tetap sulit ditaklukkan. Mereka tidak hanya menekan, tetapi juga disiplin menjaga ruang antar lini.

Menit ke-60, Brentford hampir membuka keunggulan. Toney kembali jadi ancaman utama lewat tembakan keras dari dalam kotak penalti yang menghantam mistar gawang. Sorak sorai pendukung tuan rumah semakin membahana, sementara wajah Ten Hag di pinggir lapangan tampak tegang.

Manchester United merespons dengan memasukkan Scott McTominay untuk menambah kekuatan di lini tengah. Pergantian ini sedikit memberi efek, karena Setan Merah mulai bisa mengalirkan bola lebih cepat dan mengurangi tekanan di lini belakang.

Namun, Brentford tetap berbahaya. Di menit ke-75, Mbeumo melepaskan tembakan yang lagi-lagi menghantam tiang gawang. Statistik mencatat Brentford sudah tiga kali membentur mistar atau tiang malam itu, menunjukkan betapa dewi fortuna belum memihak mereka.

Gol McTominay: Seolah Menang, Tapi…

Saat laga memasuki menit ke-90, seolah keajaiban datang untuk Manchester United. Dari situasi serangan cepat, Antony mengirimkan umpan silang ke kotak penalti. Bola sempat mengenai bek lawan dan memantul liar, disambar McTominay dengan sepakan keras yang menaklukkan kiper Flekken. Gol! Manchester United unggul 1-0 di menit ke-90+1.

Para pemain dan fans Manchester United bersorak kegirangan. Gol itu tampak seperti pencuri kemenangan di malam yang sulit. Ten Hag pun tersenyum lega di pinggir lapangan. Tetapi, seperti sudah tertulis dalam narasi pertandingan ini, Brentford pantang menyerah.

Dengan hanya beberapa menit tersisa, Brentford langsung menekan habis-habisan. Serangan mereka seperti gelombang tak berkesudahan. Dan akhirnya, di menit ke-90+9, mereka mendapatkan hasilnya. Bermula dari umpan panjang ke kotak penalti, bola disundul Toney ke jalur Kristoffer Ajer yang lolos tanpa kawalan. Bek asal Norwegia itu dengan tenang menceploskan bola ke gawang Onana. Skor menjadi 1-1!

Stadion bergemuruh. Para pemain Brentford merayakan dengan penuh emosional, sementara wajah para pemain Manchester United tampak terpukul. Peluit panjang berbunyi tak lama kemudian. Satu poin untuk masing-masing tim, tetapi rasa kemenangan jelas lebih besar di pihak Brentford.

Statistik: Dominasi Brentford

Melihat statistik pasca-pertandingan, dominasi Brentford terasa jelas:

 

  • Tembakan: Brentford 31 – Manchester United 11
  • Tembakan tepat sasaran: Brentford 6 – Manchester United 3
  • XG (Expected Goals): Brentford 2.57 – Manchester United 0.81
  • Sepak pojok: Brentford 8 – Manchester United 4

Brentford hampir mengalahkan Manchester United jika bukan karena ketidakberuntungan menghantam mistar dan tiang. Bahkan, beberapa analis menilai hasil imbang ini tak cukup adil bagi performa tuan rumah.

Ten Hag: “Kami Menderita, Tapi Harusnya Menang”

Usai laga, Ten Hag tetap memuji semangat juang timnya meski mengakui mereka menderita sepanjang laga.

“Kami tahu akan menderita di sini. Brentford selalu bermain intens, agresif, dan penuh energi, terutama di kandang. Kami menderita, tetapi hampir membawa pulang tiga poin. Sayangnya kami kehilangan fokus di detik akhir,” ujar Ten Hag.

Sang manajer juga menyoroti kurangnya kontrol di lini tengah dan lemahnya penguasaan bola di bawah tekanan. Ia mengakui timnya kesulitan menghadapi pressing Brentford, terutama dalam situasi bola kedua.

Brentford Puas, Tapi Juga Kecewa

Di sisi lain, pelatih Brentford Thomas Frank mengaku bangga sekaligus kecewa. Bangga karena timnya mendominasi tim sekelas Manchester United, tetapi kecewa karena gagal menang.

“Kami pantas menang. Kami mendominasi peluang, dua kali tiang, satu mistar, dan mencetak gol bagus. Tapi ini sepak bola. Saya bangga dengan para pemain,” kata Frank.

Para pemain Brentford juga menyuarakan hal serupa. Ivan Toney bahkan mengatakan bahwa hasil imbang ini terasa “sedikit seperti kekalahan” karena mereka tahu punya peluang besar mengalahkan United.

Apa Artinya Bagi United?

Hasil ini membuat Manchester United tertahan di peringkat keenam klasemen dengan 48 poin, tertinggal dari Aston Villa dan Tottenham Hotspur dalam perebutan tiket ke Liga Champions. Dengan hanya tersisa delapan pertandingan, United harus segera menemukan konsistensi jika ingin finis di empat besar.

Selain itu, performa melawan Brentford memunculkan kekhawatiran soal kualitas permainan mereka di bawah tekanan. Jika menghadapi tim seperti Brentford saja sudah “menderita,” bagaimana nanti menghadapi lawan yang lebih besar seperti Liverpool atau Manchester City?

Beberapa pengamat juga mulai mempertanyakan apakah Ten Hag sudah menemukan formula tepat untuk mengatasi tim-tim yang bermain dengan pressing tinggi dan intensitas agresif.

Sudah Tahu Akan Menderita, Tapi Tak Bisa Menghindar

Manchester United memang sudah tahu akan menderita saat melawan Brentford. Mereka tahu bagaimana gaya bermain lawan, tahu betapa sulitnya bermain di Community Stadium, dan tahu bahwa Brentford akan menekan tanpa henti.

Namun, mengetahui tantangan dan mampu mengatasinya adalah dua hal berbeda. Malam itu, United tak benar-benar mampu menemukan solusi. Mereka bertahan dengan susah payah, hampir “mencuri” kemenangan, tetapi akhirnya harus puas hanya membawa satu poin.

Pertandingan ini menjadi pengingat keras bahwa di Premier League, tidak ada lawan yang mudah. Jika ingin kembali ke papan atas dan bersaing memperebutkan gelar, United harus belajar bukan hanya untuk bertahan di bawah tekanan, tetapi juga mengendalikan permainan dan menciptakan peluang lebih baik.

Bagi Brentford, ini adalah malam pembuktian. Mereka menunjukkan bahwa keberanian, energi, dan kepercayaan diri bisa membuat tim sekelas Manchester United menderita.

Dan bagi Erik ten Hag, perjalanan menuju kesempurnaan United masih panjang. Mereka boleh sudah tahu akan menderita. Tetapi ke depannya, mereka harus mencari cara agar tidak hanya bertahan dari penderitaan, tetapi juga mengatasi dan mengalahkannya.

Dr. Arjuna Pratama memulai karirnya sebagai penulis sejak masih di bangku kuliah. Dengan gaya penulisan yang memadukan keindahan bahasa dan kedalaman emosi, karya-karyanya selalu berhasil menyentuh hati para pembaca.